Cherry Blossom
+3
minmy
Aoi Hikari Renata
Hortenshia Eri
7 posters
Halaman 1 dari 2
Halaman 1 dari 2 • 1, 2
Cherry Blossom
Pernah nggak sih kamu diliatin anak satu sekolahan dengan tatapan aneh bin heran? Mereka yang nggak tau masalah apa yang terjadi, langsung gossipin kamu aneh-aneh hanya gara-gara penampilanmu agak ‘ajaib’. Kalau kamu pernah diperlakukan begitu, kamu nggak sendiri! Sebab, sang tokoh, Sakuya, juga merasakan hal yang sama.
Setiap dia melangkah menyusuri koridor, semua mata memandang dengan mata terbelalak. Gossip nggak jelas di mana sumbernya.
Bahkan di tengah pelajaran, dengan sadisnya, guru BP nyaris menyeret cewek tomboy itu ke ruangannya. Mau disidang mati! Kalau bukan karena bantuan Rakku, cewek yang digambarkan sebagai tokoh murid teladan ini, Sakuya mungkin udah benar-benar berada di ambang kematian, deh! Walah…. Kok jadi hyperbole begini, yah?
Jadiiiii….. Singkat cerita, Sakuya BT berat gara-gara hal itu. Kesannya “Kaya’ nggak pernah liat artis ditabrak truk gandeng tiap minggu aja!”
Tapi…. Kenapa oh kenapa Sakuya bisa begitu? Emang penampilannya kaya’ gimana, sih, kok menimbulkan kehebohan di sekolah? Kita intip sama-sama, yuk~~
Waktu menunjukkan pukul 12 p.m. Sakuya cemberut di atap sekolah. Di sana, ada beberapa murid yang sebenarnya satu komunitas, break dance. Mereka cekikikan ngeliat Sakuya.
“Sudahlah, ce. Nggak usah cemberut mulu napa? Jelek tauuuuu~~~” Celetuk Junko, cewek kuncir kuda yang lincahnya setara kaya’ monyet di hutan Amazon.
“Cerewet! Lo nggak tau, sih, gimana penderitaan gw!” Kata Sakuya dengan juteknya. Di dekat pagar, Rakku duduk manis, baca novel barat sambil makan roti Yakisoba. Dia nggak ikutan gabung sama mereka. Cuma mau ngikut Sakuya doank. Biarpun mereka memiliki sifat bertolak belakang, nggak tau kenapa, mereka cocok banget. Prinsipnya, “Dimana ada Sakuya, di situ pasti Rakku!!” Prinsip kuno, sich, tapi emang kenyataan, kok.
Si cewek berhati emas eh… berhati dingin ini, sempat menyahut, “Ya, gitulah kalau nggak hati-hati, jadi kena sendiri ‘kan?”
“Akkkhh…. Shut Up!” Sakuya tambah manyun. Bibirnya jadi tanbah monyong sampai 5 cm (eh… BIMOLI, donk?!).
Ternyata, setelah diselidiki secara seksamaaaaaa.... badannya babak belur, sodara-sodara! *hyperbole lagi* Udah kepala, tangan en kaki dibalut perban perisis setengah mumi jadi-jadian, pipi kiri dikasih kapan plus hansaplas, ketauan memarnya pula. Parah, dah! Sesaat, Sakuya mengingat kejadian sial kemaren…
Setiap dia melangkah menyusuri koridor, semua mata memandang dengan mata terbelalak. Gossip nggak jelas di mana sumbernya.
Bahkan di tengah pelajaran, dengan sadisnya, guru BP nyaris menyeret cewek tomboy itu ke ruangannya. Mau disidang mati! Kalau bukan karena bantuan Rakku, cewek yang digambarkan sebagai tokoh murid teladan ini, Sakuya mungkin udah benar-benar berada di ambang kematian, deh! Walah…. Kok jadi hyperbole begini, yah?
Jadiiiii….. Singkat cerita, Sakuya BT berat gara-gara hal itu. Kesannya “Kaya’ nggak pernah liat artis ditabrak truk gandeng tiap minggu aja!”
Tapi…. Kenapa oh kenapa Sakuya bisa begitu? Emang penampilannya kaya’ gimana, sih, kok menimbulkan kehebohan di sekolah? Kita intip sama-sama, yuk~~
* * *
Waktu menunjukkan pukul 12 p.m. Sakuya cemberut di atap sekolah. Di sana, ada beberapa murid yang sebenarnya satu komunitas, break dance. Mereka cekikikan ngeliat Sakuya.
“Sudahlah, ce. Nggak usah cemberut mulu napa? Jelek tauuuuu~~~” Celetuk Junko, cewek kuncir kuda yang lincahnya setara kaya’ monyet di hutan Amazon.
“Cerewet! Lo nggak tau, sih, gimana penderitaan gw!” Kata Sakuya dengan juteknya. Di dekat pagar, Rakku duduk manis, baca novel barat sambil makan roti Yakisoba. Dia nggak ikutan gabung sama mereka. Cuma mau ngikut Sakuya doank. Biarpun mereka memiliki sifat bertolak belakang, nggak tau kenapa, mereka cocok banget. Prinsipnya, “Dimana ada Sakuya, di situ pasti Rakku!!” Prinsip kuno, sich, tapi emang kenyataan, kok.
Si cewek berhati emas eh… berhati dingin ini, sempat menyahut, “Ya, gitulah kalau nggak hati-hati, jadi kena sendiri ‘kan?”
“Akkkhh…. Shut Up!” Sakuya tambah manyun. Bibirnya jadi tanbah monyong sampai 5 cm (eh… BIMOLI, donk?!).
Ternyata, setelah diselidiki secara seksamaaaaaa.... badannya babak belur, sodara-sodara! *hyperbole lagi* Udah kepala, tangan en kaki dibalut perban perisis setengah mumi jadi-jadian, pipi kiri dikasih kapan plus hansaplas, ketauan memarnya pula. Parah, dah! Sesaat, Sakuya mengingat kejadian sial kemaren…
Re: Cherry Blossom
Yesterday,
“Minna!!!!” Sakuya teriak-teriak mirip orang sarap habis ketimpuk duit dari pemerintah (apa hubungannya coba?). Karena hari minggu yang damai ini dia nggak ada kerjaan, gadis itu iseng-iseng pergi ke lapangan basket terbuka, dekat sama taman sebelah apartement-nya. Kebetulan, hari ini, anak-anak break dance pada latihan si situ. Rakku yang sempat berkunjung ke apartemetnya Sakuya, ikutan nimbrung di sono.
Setelah sekitar 15 menit Sakuya & Rakku nongkrong nggak jelas di lapangan tersebut, seorang cewek kuncir kuda tau-tau ngomong, “Sakuya-san bisa break dance juga nggak?? Masa’ bareng kita-kita Cuma nebeng doank! Jangan-jangan nggak bisa dance, yah?” Cerocosnya.
Wew… cewek yang diketaui bernama Junko tersebut, tersenyum dengan wajah tanpa dosa, sodara-sodara!
“Junko!” Bentak Kakeru, cowok anggota dance yang (katanya) kuat dan nggak takut apapun itu. Tapi, dia keliatannya panic banget mendengar omongan Junko tersebut. Eeeehh…. Panic kenapa, yah? Ternyata, dia itu punya rahasia, lho. Dia punya rasa takut juga kaya’ kita-kita. Tapi Cuma takut ama satu hal, jadi bulan-bulanan Sakuya dan Rakku. Makanya, dia tunduk banget sama mereka. Gossipnya, sich, dia pernah jadi korban amukan Sakuya dan Rakku hingga mengalami depresi 7 hari 7 malam, sampai-sampai musti dikasih kembang 7 rupa!
Junko memandang heran Kakeru, “Ada apa?” Tanya-nya dengan lagak anak balita yang nggak tau apa-apa, “Apa aku salah bicara?” Cewek yang satu ini, walau udah kelas 1 SMU, tingkahnya itu… kekanak-kanakan luar biasa bin nggak normal binti nyebelin! Terlebih lagi, kalau abis bikin kesalahan, lagaknya kaya’ belom tau apa-apa. Gemesnya jadi berkali-kali lipat. Pengen ngelempar anak ini dari air terjun Niagara!!!! Jangan-jangan, nich anak emang balita yang sel-nya terlalu cepat tua kali, yeee…..
Sakuya diam. Tapi aura di sekitarnya mengerikan. Dia tersenyum terpaksa, “Ga’ apa-apa, kok, Kakeru,” Katanya dengan setengah geram. Dia nggak ngomong begitu dengan sepenuh hati. Keliatan banget, urat kemarahan pada keluar semua. Dalam hati, Rakku berkata, “Hooo…auranya masih lebih sereman aku,”
“Kamu harusnya nggak bilang begitu, Junko,” Kata Rakku dingin.
“Memangnya kenapa?”
“Dia itu termasuk jago banget break dance. Tapi sudah lama nggak ikut aktifitas begini,”
“Oh ya? Kok, bisa?”
Rakku menoleh kea rah Junko, “Ngapain juga aku jelaskan secara detail?”
Ngeliat sikap Rakku yang dingin, Junko jadi males tanya-tanya. Percuma mempermainkan cewek yang ternyata bermental baja tersebut. Tapi, Junko memang lebih baik diam. Sebab nantinya, bukan dia yang mempermainkan Rakku, tapi sebaliknya, Rakku yang akan mempermainkannya.
Alunan lagu mulai terdengar. Dengan beat yang ternyata remix, Sakuya mulai dance sesuai irama musik Eyes yang dinanyikan Mai tersebut.
“Tuch cewek masih rajin latihan-kah?”
“What?! Dy kan udah hamper 2 tahun nggak dance. Makin jenius aja, nich, cewek,”
“Gen-nya terbuat dari apa, sich, kok dia masih lincah bgitu?”
“Impossible!”
Para senior berceletuk heran. Sedangkan juniornya melongo semua. “Berhati-hatilah, kalau setelah ini dia masih seperti tadi (auranya panas), dia nggak segan-segan menghukummu karena kata-katamu yang lancang tadi. Berharaplah begitu lagu selesai, dia akan tenang,” Kata Rakku yang sangat-sangat menekankan kata ‘menghukum’ dan ‘lancang’. Junko mendadak wajahnya jadi pucat pasi. Salah seorang temannya berbisik, “Kamu sih, mulutnya nggak bisa di-rem. Harusnya kamu nggak cari masalah sama mereka!” Junko meneguk ludahnya.
But, entah itu suatu keberuntungan atau bencana, konsentrasi Sakuya mendadak pecah! Dia terbelalak kaget saat melihat 2 orang cowok yang lumayan familiar di hadapannya. Keduanya yang menyadari ditatap Sakuya, akhirnya menoleh.
“Waks?! Gawat!” Jerit Sakuya dalam hati.
“Minna!!!!” Sakuya teriak-teriak mirip orang sarap habis ketimpuk duit dari pemerintah (apa hubungannya coba?). Karena hari minggu yang damai ini dia nggak ada kerjaan, gadis itu iseng-iseng pergi ke lapangan basket terbuka, dekat sama taman sebelah apartement-nya. Kebetulan, hari ini, anak-anak break dance pada latihan si situ. Rakku yang sempat berkunjung ke apartemetnya Sakuya, ikutan nimbrung di sono.
Setelah sekitar 15 menit Sakuya & Rakku nongkrong nggak jelas di lapangan tersebut, seorang cewek kuncir kuda tau-tau ngomong, “Sakuya-san bisa break dance juga nggak?? Masa’ bareng kita-kita Cuma nebeng doank! Jangan-jangan nggak bisa dance, yah?” Cerocosnya.
Wew… cewek yang diketaui bernama Junko tersebut, tersenyum dengan wajah tanpa dosa, sodara-sodara!
“Junko!” Bentak Kakeru, cowok anggota dance yang (katanya) kuat dan nggak takut apapun itu. Tapi, dia keliatannya panic banget mendengar omongan Junko tersebut. Eeeehh…. Panic kenapa, yah? Ternyata, dia itu punya rahasia, lho. Dia punya rasa takut juga kaya’ kita-kita. Tapi Cuma takut ama satu hal, jadi bulan-bulanan Sakuya dan Rakku. Makanya, dia tunduk banget sama mereka. Gossipnya, sich, dia pernah jadi korban amukan Sakuya dan Rakku hingga mengalami depresi 7 hari 7 malam, sampai-sampai musti dikasih kembang 7 rupa!
Junko memandang heran Kakeru, “Ada apa?” Tanya-nya dengan lagak anak balita yang nggak tau apa-apa, “Apa aku salah bicara?” Cewek yang satu ini, walau udah kelas 1 SMU, tingkahnya itu… kekanak-kanakan luar biasa bin nggak normal binti nyebelin! Terlebih lagi, kalau abis bikin kesalahan, lagaknya kaya’ belom tau apa-apa. Gemesnya jadi berkali-kali lipat. Pengen ngelempar anak ini dari air terjun Niagara!!!! Jangan-jangan, nich anak emang balita yang sel-nya terlalu cepat tua kali, yeee…..
Sakuya diam. Tapi aura di sekitarnya mengerikan. Dia tersenyum terpaksa, “Ga’ apa-apa, kok, Kakeru,” Katanya dengan setengah geram. Dia nggak ngomong begitu dengan sepenuh hati. Keliatan banget, urat kemarahan pada keluar semua. Dalam hati, Rakku berkata, “Hooo…auranya masih lebih sereman aku,”
“Kamu harusnya nggak bilang begitu, Junko,” Kata Rakku dingin.
“Memangnya kenapa?”
“Dia itu termasuk jago banget break dance. Tapi sudah lama nggak ikut aktifitas begini,”
“Oh ya? Kok, bisa?”
Rakku menoleh kea rah Junko, “Ngapain juga aku jelaskan secara detail?”
Ngeliat sikap Rakku yang dingin, Junko jadi males tanya-tanya. Percuma mempermainkan cewek yang ternyata bermental baja tersebut. Tapi, Junko memang lebih baik diam. Sebab nantinya, bukan dia yang mempermainkan Rakku, tapi sebaliknya, Rakku yang akan mempermainkannya.
Alunan lagu mulai terdengar. Dengan beat yang ternyata remix, Sakuya mulai dance sesuai irama musik Eyes yang dinanyikan Mai tersebut.
“Tuch cewek masih rajin latihan-kah?”
“What?! Dy kan udah hamper 2 tahun nggak dance. Makin jenius aja, nich, cewek,”
“Gen-nya terbuat dari apa, sich, kok dia masih lincah bgitu?”
“Impossible!”
Para senior berceletuk heran. Sedangkan juniornya melongo semua. “Berhati-hatilah, kalau setelah ini dia masih seperti tadi (auranya panas), dia nggak segan-segan menghukummu karena kata-katamu yang lancang tadi. Berharaplah begitu lagu selesai, dia akan tenang,” Kata Rakku yang sangat-sangat menekankan kata ‘menghukum’ dan ‘lancang’. Junko mendadak wajahnya jadi pucat pasi. Salah seorang temannya berbisik, “Kamu sih, mulutnya nggak bisa di-rem. Harusnya kamu nggak cari masalah sama mereka!” Junko meneguk ludahnya.
But, entah itu suatu keberuntungan atau bencana, konsentrasi Sakuya mendadak pecah! Dia terbelalak kaget saat melihat 2 orang cowok yang lumayan familiar di hadapannya. Keduanya yang menyadari ditatap Sakuya, akhirnya menoleh.
“Waks?! Gawat!” Jerit Sakuya dalam hati.
Terakhir diubah oleh Nozomi Eri tanggal August 17th 2008, 3:04 pm, total 1 kali diubah
Re: Cherry Blossom
bagus Nozomi-san *tepok tanan*
XDDDD~~
Hika suka deskripsi nya, cuman.... ada cumannya newh.. ceirtanya kurang konflik! eheheh~ kalo di sinetron" pd banyak konflik yang ga ada juntrungannyah, nah cerita disini kurang konflik nee.. tp, terus berkarya ya! ditunggu chapter selanjutnya! XDDD~
XDDDD~~
Hika suka deskripsi nya, cuman.... ada cumannya newh.. ceirtanya kurang konflik! eheheh~ kalo di sinetron" pd banyak konflik yang ga ada juntrungannyah, nah cerita disini kurang konflik nee.. tp, terus berkarya ya! ditunggu chapter selanjutnya! XDDD~
Aoi Hikari Renata- Member Ceriaa--!
-
Jumlah posting : 268
Age : 31
Location : Heaven
Sector : 14 yearS' GurL
Registration date : 23.12.07
Re: Cherry Blossom
Konfliknya emang belom muncul, Hikari-chan. Baru nanti
Thanx atas commentnya :tepuk tangan
Thanx atas commentnya :tepuk tangan
Re: Cherry Blossom
Dia mulai panic. Dia jadi bingung, antara terus melanjutkan dance-nya, atau kabur, “Eh… tapi, gw nggak mungkin kabur gitu aja! Bisa-bisa dikira pengecut! Tapi, kalau sampai mereka ke sini, bisa berabe! Gw lagi nggak pengen cari masalah ama mereka!” Gumamnya dalam hati. Tanpa sadar, gerakannya jadi ngaco nggak jelas.
Keseimabangan runtuh. Padahal, gerakannya saat itu, tangan kirinya ada di bawah menompang seluruh badannya. Dan dalam sepersekian detik, terdengar suara sesuatu. Suara sesuatu yang patah.
“Ngeh?!”
Begitu pikirannya kembali ke kenyataan, tubuhnya sudah terlanjur jatuh dengan keras dan mengalami nasib tragis. Badannya jadi keseret-seret tak terkendali dengan cepat dan baru bisa berhenti begitu membentur tembok. Anggota Break Dance dengan segera menghampiri gadis itu. Beberapa bagian badannya memar karena jatuh dan juga terluka gara-gara terseret tadi, tangan kirinya juga keseleo, mungkin itu yang bikin dia langsung jatoh tanpa pandang bulu. Sedangkan kesadarannya, perlahan menghilang.
Di luar lapangan, dua cowok yang tadi diliat Sakuya, menatap gadis itu dengan tampang kaget. “Akh, sial. Jangan sampai mereka ngasih tau dia…” Dalam hati, Sakuya jerat-jerit nggak karuan. Pengen banget mengejar 2 cowok tadi. Tapi, badannya terlanjur lemas. Dan ketika kesadarannya makin lama makin menipis, 2 cowok itu pergi dengan setengah berlari. “, bencana bentar lagi bakal menghampiri gw,” Sakuya-pun pingsan dengan sukses.
“Woy, Sakuya, sadar!!!”
“Kamu nggak apa-apa ‘kan?”
“Ya, elah, dia pingsan!”
“Heh, Sakuya bisa pingsan juga, toh?!”
Rakku yang tadinya cuek bebek, ikut turun tangan memberikan obat P3K yang tadinya dibawa oleh Ami, salah seorang anggota break dance yang merangkap sebagai ahli medis buat club break dance tersebut.
Dan selama dua jam, Rakku terpaksa menunggui Sakuya hingga sadar dari pingsannya di lapangan, sedangkan para anggota malah langsung ngacir pulang semua. Khawatir pas siuman, mood Sakuya jadi jelek banget. Sedia payung sebelum hujan, siap kabur sebelum dihajar!
Sorry, yah, kalo fanfic-nya garink banget.
Keseimabangan runtuh. Padahal, gerakannya saat itu, tangan kirinya ada di bawah menompang seluruh badannya. Dan dalam sepersekian detik, terdengar suara sesuatu. Suara sesuatu yang patah.
“Ngeh?!”
Begitu pikirannya kembali ke kenyataan, tubuhnya sudah terlanjur jatuh dengan keras dan mengalami nasib tragis. Badannya jadi keseret-seret tak terkendali dengan cepat dan baru bisa berhenti begitu membentur tembok. Anggota Break Dance dengan segera menghampiri gadis itu. Beberapa bagian badannya memar karena jatuh dan juga terluka gara-gara terseret tadi, tangan kirinya juga keseleo, mungkin itu yang bikin dia langsung jatoh tanpa pandang bulu. Sedangkan kesadarannya, perlahan menghilang.
Di luar lapangan, dua cowok yang tadi diliat Sakuya, menatap gadis itu dengan tampang kaget. “Akh, sial. Jangan sampai mereka ngasih tau dia…” Dalam hati, Sakuya jerat-jerit nggak karuan. Pengen banget mengejar 2 cowok tadi. Tapi, badannya terlanjur lemas. Dan ketika kesadarannya makin lama makin menipis, 2 cowok itu pergi dengan setengah berlari. “, bencana bentar lagi bakal menghampiri gw,” Sakuya-pun pingsan dengan sukses.
“Woy, Sakuya, sadar!!!”
“Kamu nggak apa-apa ‘kan?”
“Ya, elah, dia pingsan!”
“Heh, Sakuya bisa pingsan juga, toh?!”
Rakku yang tadinya cuek bebek, ikut turun tangan memberikan obat P3K yang tadinya dibawa oleh Ami, salah seorang anggota break dance yang merangkap sebagai ahli medis buat club break dance tersebut.
Dan selama dua jam, Rakku terpaksa menunggui Sakuya hingga sadar dari pingsannya di lapangan, sedangkan para anggota malah langsung ngacir pulang semua. Khawatir pas siuman, mood Sakuya jadi jelek banget. Sedia payung sebelum hujan, siap kabur sebelum dihajar!
* * *
Sorry, yah, kalo fanfic-nya garink banget.
Terakhir diubah oleh Nozomi Eri tanggal August 17th 2008, 3:03 pm, total 2 kali diubah
Re: Cherry Blossom
Wew,bagus cuman tlalu ruwet tulisannya wkwkwkwk
secara ajaib gara2 penampilan?td jg gw di ketawain orang2 bawa tempat sampah
secara ajaib gara2 penampilan?td jg gw di ketawain orang2 bawa tempat sampah
kuzizou- King Of Dome
-
Jumlah posting : 5883
Age : 28
Location : smua lorong tikus
Sector : Dam-Boo-Paa CILUK BAA...!
Hobbies : Kuzizou
Registration date : 08.10.07
Re: Cherry Blossom
Wohoho.... thanx banget atas commentnya. Maklum aja, aslinya, itu cerita udah gw buat lumayan lama. Makanya panjang-panjang. Terus juga, gw jadi kebiasaan posting ceritanya jadi panjang gara-gara gw pernah pajang story di IA terus dikomen, "Kok dikit, sih" Makanya gw panjangin aja sekalian
Btw, gw edit lagi tuch yg kejadian Sakuya pingsan, coz, yg sebelumnya itu, gw bikin dadakan di warnet. Nah, yg gw edit ini, yg udah gw tulis sebelumnya 3 hari yg lalu (gara2 ke warnet g' bawa flash disk, makanya gw sempet bikin yg singkat-singkat aja. Jadi versi yg gw bikin 3 hari yg lalu itu, juga agak panjang gitu, dech. Laen kali gw posting rada pendekan dikit, aaaahhh~~~
Btw, gw edit lagi tuch yg kejadian Sakuya pingsan, coz, yg sebelumnya itu, gw bikin dadakan di warnet. Nah, yg gw edit ini, yg udah gw tulis sebelumnya 3 hari yg lalu (gara2 ke warnet g' bawa flash disk, makanya gw sempet bikin yg singkat-singkat aja. Jadi versi yg gw bikin 3 hari yg lalu itu, juga agak panjang gitu, dech. Laen kali gw posting rada pendekan dikit, aaaahhh~~~
Re: Cherry Blossom
kuzizou wrote:Wew,bagus cuman tlalu ruwet tulisannya wkwkwkwk
secara ajaib gara2 penampilan?td jg gw di ketawain orang2 bawa tempat sampah
Wkwkwkwk.... yang bener?! lol
Btw, maksudnya penampula ajaib itu, gara-gara dia banyak bekal luka gara-gara kecelakaan break dance tersebut. Tapi, karena yg tau kejadian itu cuma anak-anak break dance em Rakku, murid-murid sekolahnya jadi kaget ngeliat penampilannya. Apalagi, Sakuya itu kan sebenarnya termasuk jago berantem. Jadi dikira habis berantem sama Yakuza ato sama sapaaaa gitu, dan munculnya gossip nggak jelas sumber kalo Sakuya luka gara-gara habis berantem. Bgituuu....
Re: Cherry Blossom
Cih, kaya'nya baru bisa posting lanjutannya minggu depan (soalnya sekarang boleh OL cuma seminggu sekali)
Re: Cherry Blossom
Nozomi Eri wrote:kuzizou wrote:Wew,bagus cuman tlalu ruwet tulisannya wkwkwkwk
secara ajaib gara2 penampilan?td jg gw di ketawain orang2 bawa tempat sampah
Wkwkwkwk.... yang bener?! lol
Btw, maksudnya penampula ajaib itu, gara-gara dia banyak bekal luka gara-gara kecelakaan break dance tersebut. Tapi, karena yg tau kejadian itu cuma anak-anak break dance em Rakku, murid-murid sekolahnya jadi kaget ngeliat penampilannya. Apalagi, Sakuya itu kan sebenarnya termasuk jago berantem. Jadi dikira habis berantem sama Yakuza ato sama sapaaaa gitu, dan munculnya gossip nggak jelas sumber kalo Sakuya luka gara-gara habis berantem. Bgituuu....
Iyeh tau kok,cuman gw nyebutin bagian ntu doang
kuzizou- King Of Dome
-
Jumlah posting : 5883
Age : 28
Location : smua lorong tikus
Sector : Dam-Boo-Paa CILUK BAA...!
Hobbies : Kuzizou
Registration date : 08.10.07
Re: Cherry Blossom
kuzizou wrote:Nozomi Eri wrote:kuzizou wrote:Wew,bagus cuman tlalu ruwet tulisannya wkwkwkwk
secara ajaib gara2 penampilan?td jg gw di ketawain orang2 bawa tempat sampah
Wkwkwkwk.... yang bener?! lol
Btw, maksudnya penampula ajaib itu, gara-gara dia banyak bekal luka gara-gara kecelakaan break dance tersebut. Tapi, karena yg tau kejadian itu cuma anak-anak break dance em Rakku, murid-murid sekolahnya jadi kaget ngeliat penampilannya. Apalagi, Sakuya itu kan sebenarnya termasuk jago berantem. Jadi dikira habis berantem sama Yakuza ato sama sapaaaa gitu, dan munculnya gossip nggak jelas sumber kalo Sakuya luka gara-gara habis berantem. Bgituuu....
Iyeh tau kok,cuman gw nyebutin bagian ntu doang
Oc, dech...oc.....
Re: Cherry Blossom
Cari gara2 ma gw lu?wkwkwkwk
kuzizou- King Of Dome
-
Jumlah posting : 5883
Age : 28
Location : smua lorong tikus
Sector : Dam-Boo-Paa CILUK BAA...!
Hobbies : Kuzizou
Registration date : 08.10.07
Re: Cherry Blossom
“Bener-bener nggak nyangka, kamu bisa pingsan selama 2 jam! Kami aja, kabur setelah 5 menit kamu nggak sadarkan diri, khawatirnya kamu siuman,” Ujar Shouta. Jam makan siang masih 15 menit lagi, tapi bekal para anggota, sudah ludes semua.
“Heh?! Emangnya gw super girl, pingsan Cuma 5 menit langsung siuman?!”
Para anggota break dance nyengir kuda a la turunan kuda. Eh, jangan-jangan emang anak kuda jadi-jadian lagi?!
“Tapi, kok bisa-bisanya lo langsung jatuh dengan hebohnya?”
“Itu ada sebabnya! Tangan gw patah tulang. Lo nggak liat apa, sekaran tangan gw pake acara diperban segala. Sebenarnya, gw kira Cuma keseleo. Tapi, waktu kemaren ke RS (setelah dipaksa Rakku habis-habisan), ternyata, patah tulang,”
“Tapi, tumben banget lo bisa ceroboh bgitu?” Kali ini, giliran Erika yang angkat bicara.
“Soal itu… gw sempet ngeliat, ada dua cocwok lewat, ngeliatin gw,”
“Ooohhh…. Gue bisa nebak. Lo naksir mereka gitu, sampe salah tingkah. Bener ‘kan?”
“Ngapain gue naksir? Kebanyakan nonton telenovela lo. Yang gw maksud, 2 cowok itu, adalah anggota salah satu genk penguasa Shibuya. Genk itu, pernah nantangin gw sebulan yang lalu dan kalah telak dari gw,”
“Wajar aja, sih. Lantas, kenapa gara-gara mereka liat lo dance, lo-nya kecelakaan?”
“Ya gue panic! Konsenstrasi gue jadi pecah gara-gara itu. Gue nggak mau berurusan dengan mereka. Kalau sampai mereka tau gue ternyata tinggal di sekitar sana, gue bisa aja, disuruh tarung secara mendadak!”
“Kan itu nggak masalah buat lo. Mendadak ato nggak, tetep aja kekuatan lo kaya’ monster. Pasti, satu genk langsung jadi korban kebengisan lo, right?”
“Ya nggak bisa gitu! Gue sementara, nggak mau berurusan sama mereka-mereka sampai ujian kelulusan. Gue mau konsenstrasi belajar.”
“HAH??!!” Kali ini, gantian anggota break dance yang menganga kaget, “Ceritanya, lo mau tobat???”
“Ya…. Kagak,”
Rakku menyahut tanpa melepas pandangannya dari buku, “Dia Cuma nggak mau bikin masalah dulu sampai lulus. Dia diancam sama ortunya, kalau sampai nggak lulus Cuma gara-gara kebrutalannya, dia bisa disuruh ikut pamannya ke Belanda,”
“Aaaakkkhhh…. jangan ingetin gue soal ituuuuuu!!!!!” Teriak Sakuya sebal. Wajahnya langsung pucat, seakan-akan, neraka sudah ada di depan mata dan siap melahapnya hingga hangus.
“Wew, keren, donk, bisa ke Belanda,” Celetuk Junko.
“Keren apanya?!”
“Ya, keren ‘kan? Bisa keluar negeri, ketemu orang bule yang cakep-cakep, tiap hari makan steak mahal yang enak. Kan asyik banget, Sakuya-san. Tuch anceman keenakan banget,”
“Tapi, gw nolak abis-abisan kalo musti ke Belanda buat digembleng paman gw itu!”
“Eh, kok ditolak? Sakuya-san masa’ nggak mau tinggal di Belanda?”
“OGAH! Belanda emang enak dan gw juga pengen bisa ke sana. Tapi, kalau urusannya, gue ke sana buat diasuh ama paman gw itu, uuukkkkhh….. belum seminggu, gue pastiin, gw udah masuk RSJ. Sikapnya ke gw itu, lho, kaya’ singa ngamuk! Mending gw satu kandang ama singa beneran, deh,”
Para anggota dengan seenaknya membayangkan gimana sifat pamannya Sakuya yang tadi dibilang kaya’ raja singa. Membayangkan galaknya bagai singa yang siap menerkam dan mengoyak mangsanya. Melecuti Sakuya, menyiksa, bahkan mengahjarnya.
“Paman- keponakan sama aja, yah?”
“Kalian mikir apaan?”
“Eh… itu… bukan apa-apa, kok. Hehehehe….”
“Heh?! Emangnya gw super girl, pingsan Cuma 5 menit langsung siuman?!”
Para anggota break dance nyengir kuda a la turunan kuda. Eh, jangan-jangan emang anak kuda jadi-jadian lagi?!
“Tapi, kok bisa-bisanya lo langsung jatuh dengan hebohnya?”
“Itu ada sebabnya! Tangan gw patah tulang. Lo nggak liat apa, sekaran tangan gw pake acara diperban segala. Sebenarnya, gw kira Cuma keseleo. Tapi, waktu kemaren ke RS (setelah dipaksa Rakku habis-habisan), ternyata, patah tulang,”
“Tapi, tumben banget lo bisa ceroboh bgitu?” Kali ini, giliran Erika yang angkat bicara.
“Soal itu… gw sempet ngeliat, ada dua cocwok lewat, ngeliatin gw,”
“Ooohhh…. Gue bisa nebak. Lo naksir mereka gitu, sampe salah tingkah. Bener ‘kan?”
“Ngapain gue naksir? Kebanyakan nonton telenovela lo. Yang gw maksud, 2 cowok itu, adalah anggota salah satu genk penguasa Shibuya. Genk itu, pernah nantangin gw sebulan yang lalu dan kalah telak dari gw,”
“Wajar aja, sih. Lantas, kenapa gara-gara mereka liat lo dance, lo-nya kecelakaan?”
“Ya gue panic! Konsenstrasi gue jadi pecah gara-gara itu. Gue nggak mau berurusan dengan mereka. Kalau sampai mereka tau gue ternyata tinggal di sekitar sana, gue bisa aja, disuruh tarung secara mendadak!”
“Kan itu nggak masalah buat lo. Mendadak ato nggak, tetep aja kekuatan lo kaya’ monster. Pasti, satu genk langsung jadi korban kebengisan lo, right?”
“Ya nggak bisa gitu! Gue sementara, nggak mau berurusan sama mereka-mereka sampai ujian kelulusan. Gue mau konsenstrasi belajar.”
“HAH??!!” Kali ini, gantian anggota break dance yang menganga kaget, “Ceritanya, lo mau tobat???”
“Ya…. Kagak,”
Rakku menyahut tanpa melepas pandangannya dari buku, “Dia Cuma nggak mau bikin masalah dulu sampai lulus. Dia diancam sama ortunya, kalau sampai nggak lulus Cuma gara-gara kebrutalannya, dia bisa disuruh ikut pamannya ke Belanda,”
“Aaaakkkhhh…. jangan ingetin gue soal ituuuuuu!!!!!” Teriak Sakuya sebal. Wajahnya langsung pucat, seakan-akan, neraka sudah ada di depan mata dan siap melahapnya hingga hangus.
“Wew, keren, donk, bisa ke Belanda,” Celetuk Junko.
“Keren apanya?!”
“Ya, keren ‘kan? Bisa keluar negeri, ketemu orang bule yang cakep-cakep, tiap hari makan steak mahal yang enak. Kan asyik banget, Sakuya-san. Tuch anceman keenakan banget,”
“Tapi, gw nolak abis-abisan kalo musti ke Belanda buat digembleng paman gw itu!”
“Eh, kok ditolak? Sakuya-san masa’ nggak mau tinggal di Belanda?”
“OGAH! Belanda emang enak dan gw juga pengen bisa ke sana. Tapi, kalau urusannya, gue ke sana buat diasuh ama paman gw itu, uuukkkkhh….. belum seminggu, gue pastiin, gw udah masuk RSJ. Sikapnya ke gw itu, lho, kaya’ singa ngamuk! Mending gw satu kandang ama singa beneran, deh,”
Para anggota dengan seenaknya membayangkan gimana sifat pamannya Sakuya yang tadi dibilang kaya’ raja singa. Membayangkan galaknya bagai singa yang siap menerkam dan mengoyak mangsanya. Melecuti Sakuya, menyiksa, bahkan mengahjarnya.
“Paman- keponakan sama aja, yah?”
“Kalian mikir apaan?”
“Eh… itu… bukan apa-apa, kok. Hehehehe….”
Re: Cherry Blossom
jelas pake tuh emo lah kalo dia nulis panjang2 tapi lu cuma bilang males bacanya...
lagian juga pas lu bilang cuma mo comment tapi males baca itu bisa dibilang junk, soalnya commentnya kaga ada isinya & ga mungkin bisa ngomen kalo ga baca dulu...
lagian juga pas lu bilang cuma mo comment tapi males baca itu bisa dibilang junk, soalnya commentnya kaga ada isinya & ga mungkin bisa ngomen kalo ga baca dulu...
Re: Cherry Blossom
knapa kritik lagi..
kna kritik lg...
ehm..
jd gmana nih??
ntar baca dulu deh..
k eri ini lanjutan ma yg depan ga??
kna kritik lg...
ehm..
jd gmana nih??
ntar baca dulu deh..
k eri ini lanjutan ma yg depan ga??
Re: Cherry Blossom
Iya, dilanjut
Maaf ya, Shika-chan. Eri nggak bermaksud mengkritik, kok. Kan cuma kritik, bukan memojokkan? Tul kan? Eri juga sering kena kritik, kok.
Maaf ya, Shika-chan. Eri nggak bermaksud mengkritik, kok. Kan cuma kritik, bukan memojokkan? Tul kan? Eri juga sering kena kritik, kok.
Re: Cherry Blossom
“Jadi, apa rencanamu sekarang?” Rakku bertanya dengan suara yang datar dan tanpa ekspresi. Senja begitu indah sore ini. Sakuya berencana menginap di tempat Rakku.
Dia mendongak, menatap langit, “Ehem…. Yah…. Untuk sekarang lari dulu-lah. Kalau saatnya tepat, baru gw akan menghadapi mereka,” Katanya. Rakku tersenyum tipis, “Lari, ya? Bukankah dulu kamu bilang, lari itu tindakan pengecut?”
“Memang. Tapi, gue lari kan bukan karena gue takut.”
“Menghindar dari mereka bukannya sama dengan takut?”
“Gue nggak takut, kok!”
Sakuya memandang kesal Rakku. Gadis yang ditatapnya, kelihatan tenang, “Takut itu, banyak maknanya, neng! Yang kamu lakukan, juga termasuk kategori melarikan diri karena takut. Takut nanti masuk BK-lah, terus nggak lulus-lah, atau karena dihantui akan diasuh pamanmu di Belanda itu. Sama aja, initinya, kamu TAKUT,”
“NGGAK! NGGAK! NGGAK! GUE NGGAK TAKUT!”
“Dasar keras kepala. Itu namanya takut tau. Melarikan diri,”
“NGGAK!”
“Sekali-kali kamu dengerin kata-kata sahabatmu sendiri, bisa nggak, sih?”
“Tapi, gue bilang gue nggak takut!”
Sakuya memang terbilang keras kepala. Nggak heran kalau terkadang mereka adu bacot karena beda pendapat, atau karena Rakku mengatakan tepat sasaran seperti tadi. Rakku menghela nafas panjang, “Kalau nggak takut, kenapa musti melarikan diri, heh?” GLEK! Sakuya diam.
“Terserah lo aja nganggap apaan,” Dia menyerah. Kali ini, dia terpaksa mengalah dengan sahabatnya itu. Daripada nggak boleh nginap?
Rakku memang terbilang nyolot, sih. Kontras banget dengan sifat keras kepala Sakuya. Tapi biasanya, keras kepalanya Sakuya, dengan mudah dikalahin dengan sikap nyolotnya Rakku.
Di sisi lain, di dekat mereka, seorang cowok mematai-matai. Hp-nya menyala supaya dia langsung memberi informasi, “Di sini member lokasi 05. Ternyata, Mizunashi Sakuya benar-benar kecelakaan dan terlihat dia sekarang luka-luka. Dia tidak berjalan di lokasi kemarin,”
“Terus awasi dia! Begitu ada kesempatan, kita akan hajar dia, untuk balas dendam sebulan yang lalu,”
“Roger!”
Dia mendongak, menatap langit, “Ehem…. Yah…. Untuk sekarang lari dulu-lah. Kalau saatnya tepat, baru gw akan menghadapi mereka,” Katanya. Rakku tersenyum tipis, “Lari, ya? Bukankah dulu kamu bilang, lari itu tindakan pengecut?”
“Memang. Tapi, gue lari kan bukan karena gue takut.”
“Menghindar dari mereka bukannya sama dengan takut?”
“Gue nggak takut, kok!”
Sakuya memandang kesal Rakku. Gadis yang ditatapnya, kelihatan tenang, “Takut itu, banyak maknanya, neng! Yang kamu lakukan, juga termasuk kategori melarikan diri karena takut. Takut nanti masuk BK-lah, terus nggak lulus-lah, atau karena dihantui akan diasuh pamanmu di Belanda itu. Sama aja, initinya, kamu TAKUT,”
“NGGAK! NGGAK! NGGAK! GUE NGGAK TAKUT!”
“Dasar keras kepala. Itu namanya takut tau. Melarikan diri,”
“NGGAK!”
“Sekali-kali kamu dengerin kata-kata sahabatmu sendiri, bisa nggak, sih?”
“Tapi, gue bilang gue nggak takut!”
Sakuya memang terbilang keras kepala. Nggak heran kalau terkadang mereka adu bacot karena beda pendapat, atau karena Rakku mengatakan tepat sasaran seperti tadi. Rakku menghela nafas panjang, “Kalau nggak takut, kenapa musti melarikan diri, heh?” GLEK! Sakuya diam.
“Terserah lo aja nganggap apaan,” Dia menyerah. Kali ini, dia terpaksa mengalah dengan sahabatnya itu. Daripada nggak boleh nginap?
Rakku memang terbilang nyolot, sih. Kontras banget dengan sifat keras kepala Sakuya. Tapi biasanya, keras kepalanya Sakuya, dengan mudah dikalahin dengan sikap nyolotnya Rakku.
Di sisi lain, di dekat mereka, seorang cowok mematai-matai. Hp-nya menyala supaya dia langsung memberi informasi, “Di sini member lokasi 05. Ternyata, Mizunashi Sakuya benar-benar kecelakaan dan terlihat dia sekarang luka-luka. Dia tidak berjalan di lokasi kemarin,”
“Terus awasi dia! Begitu ada kesempatan, kita akan hajar dia, untuk balas dendam sebulan yang lalu,”
“Roger!”
Halaman 1 dari 2 • 1, 2
Halaman 1 dari 2
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik