Star Voyage
+2
amel :)
Hortenshia Eri
6 posters
Halaman 2 dari 3
Halaman 2 dari 3 • 1, 2, 3
Re: Star Voyage
Lanjutan ceritanya ada di flash disk dan flash disknya masih dipinjem temen, cih..... *pengen paste cerita tapi lupa mau dicopy ke Data D*
Re: Star Voyage
hooeee...sabar2 errriiii.....ceritanya bgs.. hauuu...
Angelsz- +da best hompierz+
-
Jumlah posting : 3866
Age : 30
Location : di depan meja komputer
Sector : Ghortashupha
Hobbies : riie / riephon / angel / angelsz dll..@_@
Registration date : 22.12.07
Re: Star Voyage
Arigato atas pujiannya Sebenarnya, mau nagih hari ini. Tapi ternyata, flash disknya sama dia ketinggalan. Cih....
Re: Star Voyage
*Wohoho.... akhirnya flash disk kembali lagi Ini dy lanjutannya walau blm selesai satu adegan penuh (mohon maaph)*
Tokyo DisneyLand,
“AAAAAAAKKKKKHHHHH…….!!!! RAME BANGET!!!!” Jerit Sirius begitu memasuki area Tokyo Disneyland. Benar saja. Disneyland pertama di Asia itu, bejubel banyak pengujung yang datang. Wahana-wahana penuh dengan antrian. Bisa diperkirakan, butuh waktu berjam-jam Cuma buat ngantri doang. Padahal mainnya, Cuma sekitar 5 ato 10 menitan. “Wajar saja. Sekarang kan liburan musim panas,” Celetuk Mirach seraya melihat berisan pengunjung yang ingin melihat wahana atau menonton parade.
“Hmmm…. Daripada itu, enaknya kita ke mana dulu, ya??” Pikir Sirius, “Tomorrow Land, Fantasy Land, ato…. Adventure Land??”
“Yang mana aja boleh,” Sahut Sagitta. Sirius menoleh ke arahnya, “Punya semangat main sedikit, kek!” Kata Sirius yang kesel banget berurusan dengan nih cowok. Sagitta menananggapi Sirius dengan menguap lebar.
2 hour Later,
Sirius dan Mirach memasuki area Fantasy Land. Sagitta lebih memilih untuk ke toko oleh-oleh. Leo jadi budak dadakan, disuruh beli Orange Juice.
“Dasar! Tempat jualannya juga antri! Lagian, gue kan maunya ke Adventure Land, malah jadi budak begini!!” Runtuknya dengan setengah cemberut.
Setelah beli di stan yang agak jauh dari wahana, dia berjalan melewati gerombolan pengunjungan yang siap menonton Parade. Dia terpaksa berdesak-desakan untuk melawan arus. Dari kejahuan, suara kendaraan mulai terdengar. Kendaraan dengan hiasan lucu, siap membawa para tokoh Disney memberi salam pada para pengunjung.
Pengunjung mulai berteriak gembira. Terutama anak-anak yang percaya, para tokoh itu bukan boneka belaka. Sangking kerasnya, suara diri sendiripun tak akan terdengar.
Semakin dekat kendaraan itu melaju, suaranya semakin bising. Leo terpaksa berdesakan dan nyaris jatuh terdorong oleh seorang pengunjung berbadan bongsor.
Di sela jeritan pengunjung, sayup-sayup, terdengar jeritan seorang cewek yang minta tolong. Hanya suara yang samar, tapi Leo yakin, itu memang suara minta tolong. Mungkin sesama turis sepertinya, karena dia menggunaka basa Inggris, bukan Jepang.
“HELP ME!!!!”
Sejurus kemudian, seseorang lari tepat di depan Leo. Dia membawa sebuah tas wanita. Bisa ditebak, bahwa cewek tadi dicopet dan dia pencopetnya. Pencopet itu menerjang Leo hingga orange juice-nya tumpah. Leo shock,“Juice yang gue beli berjam-jam?!”
Tanpa pikir panjang, Leo mengejar pencopet itu, “Dasar brengsek! Lo kira beli juice di sini gampang, hah?! BAYAR GANTI RUGI, PENCOPET SIALAAAANNN!!!!”
Pencopet itu kaget setengah mati begitu tau bahwa Leo mengejarnya. Melihat ekspresi marah dan style Leo yang a la yakuza nggak jadi, pencopet itu panic plus takut setengah mati. Takut dibunuh. Yaaahh…. Leo emang mau bikin tuch pencopet jadi setengah mempus, siiih.
Selang beberapa detik, si pencopet mukanya mendadak pucat. Leo bosa mengejarnya dengan mudah dan… cepet bangeeeett??!!!
Hanya dalam hitungan detik, Leo bisa mencengkran bahu pencopet itu dengan mata berkilat-kilat, “Bayar ganti rugi, SEMUANYA!!” Pencopet itu, merinding seketika. Tangan kirinya dengan cepat, mengambil pisau di saku celananya. Dia berbalik ke arah Leo. Namun, Leo menghempaskan pisau itu ke jalan sebelum pencopet itu berniat menikamnya. Pisau itu dekat sekali dengan bam mobil parade. 1 mili lagi mendekat, ban-nya mungkin meletus dan parade menjadi berantakan.
Tokyo DisneyLand,
“AAAAAAAKKKKKHHHHH…….!!!! RAME BANGET!!!!” Jerit Sirius begitu memasuki area Tokyo Disneyland. Benar saja. Disneyland pertama di Asia itu, bejubel banyak pengujung yang datang. Wahana-wahana penuh dengan antrian. Bisa diperkirakan, butuh waktu berjam-jam Cuma buat ngantri doang. Padahal mainnya, Cuma sekitar 5 ato 10 menitan. “Wajar saja. Sekarang kan liburan musim panas,” Celetuk Mirach seraya melihat berisan pengunjung yang ingin melihat wahana atau menonton parade.
“Hmmm…. Daripada itu, enaknya kita ke mana dulu, ya??” Pikir Sirius, “Tomorrow Land, Fantasy Land, ato…. Adventure Land??”
“Yang mana aja boleh,” Sahut Sagitta. Sirius menoleh ke arahnya, “Punya semangat main sedikit, kek!” Kata Sirius yang kesel banget berurusan dengan nih cowok. Sagitta menananggapi Sirius dengan menguap lebar.
2 hour Later,
Sirius dan Mirach memasuki area Fantasy Land. Sagitta lebih memilih untuk ke toko oleh-oleh. Leo jadi budak dadakan, disuruh beli Orange Juice.
“Dasar! Tempat jualannya juga antri! Lagian, gue kan maunya ke Adventure Land, malah jadi budak begini!!” Runtuknya dengan setengah cemberut.
Setelah beli di stan yang agak jauh dari wahana, dia berjalan melewati gerombolan pengunjungan yang siap menonton Parade. Dia terpaksa berdesak-desakan untuk melawan arus. Dari kejahuan, suara kendaraan mulai terdengar. Kendaraan dengan hiasan lucu, siap membawa para tokoh Disney memberi salam pada para pengunjung.
Pengunjung mulai berteriak gembira. Terutama anak-anak yang percaya, para tokoh itu bukan boneka belaka. Sangking kerasnya, suara diri sendiripun tak akan terdengar.
Semakin dekat kendaraan itu melaju, suaranya semakin bising. Leo terpaksa berdesakan dan nyaris jatuh terdorong oleh seorang pengunjung berbadan bongsor.
Di sela jeritan pengunjung, sayup-sayup, terdengar jeritan seorang cewek yang minta tolong. Hanya suara yang samar, tapi Leo yakin, itu memang suara minta tolong. Mungkin sesama turis sepertinya, karena dia menggunaka basa Inggris, bukan Jepang.
“HELP ME!!!!”
Sejurus kemudian, seseorang lari tepat di depan Leo. Dia membawa sebuah tas wanita. Bisa ditebak, bahwa cewek tadi dicopet dan dia pencopetnya. Pencopet itu menerjang Leo hingga orange juice-nya tumpah. Leo shock,“Juice yang gue beli berjam-jam?!”
Tanpa pikir panjang, Leo mengejar pencopet itu, “Dasar brengsek! Lo kira beli juice di sini gampang, hah?! BAYAR GANTI RUGI, PENCOPET SIALAAAANNN!!!!”
Pencopet itu kaget setengah mati begitu tau bahwa Leo mengejarnya. Melihat ekspresi marah dan style Leo yang a la yakuza nggak jadi, pencopet itu panic plus takut setengah mati. Takut dibunuh. Yaaahh…. Leo emang mau bikin tuch pencopet jadi setengah mempus, siiih.
Selang beberapa detik, si pencopet mukanya mendadak pucat. Leo bosa mengejarnya dengan mudah dan… cepet bangeeeett??!!!
Hanya dalam hitungan detik, Leo bisa mencengkran bahu pencopet itu dengan mata berkilat-kilat, “Bayar ganti rugi, SEMUANYA!!” Pencopet itu, merinding seketika. Tangan kirinya dengan cepat, mengambil pisau di saku celananya. Dia berbalik ke arah Leo. Namun, Leo menghempaskan pisau itu ke jalan sebelum pencopet itu berniat menikamnya. Pisau itu dekat sekali dengan bam mobil parade. 1 mili lagi mendekat, ban-nya mungkin meletus dan parade menjadi berantakan.
Terakhir diubah oleh Hortenshia tanggal January 3rd 2009, 6:27 am, total 1 kali diubah
Re: Star Voyage
*Ini lanjutannya*
Pencopet itu tak kenal menyerah. Begitu gagal menikam, dia langsung menendang Leo. Tendangan itupun ditepisnya. Tapi ternyata, dia pakai sepatu bot tentara, dan lagi, tendangannya ternyata lumayan keras. Tangan kiri Leo yang menepis, langsung tak tahan menahan. Malah Leo yang jatuh mengenai kaca estalase. Leo nggak menduga, bahwa pencopet itu pake bot tebal a la tentara. “Aneh banget, sih. Kok petugasnya nggak curiga dia pake sepatu bot, udah gitu, di musim panas begini,” Katanya dalam hati.
Kepalanya pening. Tangan kirinya tarasa sakit. Tulang tangannya terasa seperti remuk. Samar-samar dalam pandangan Leo, mucul seorang polisi menyergap pencopet itu dan belakang, kemudian, cowok itu pingsan.
8 hour Later,
Leo membuka matanya perlahan. Kepalanya masih terasa sakit dan pusing. Berusaha dia untuk tetap memejamkan mata, namun dia merasa kurang nyaman. Dalam pandangannya yang masih agak kabur, terlihat sosok Mirach yang memandangnya dengan raut muka khawatir.
“Kamu baik-baik saja? Sudah merasa baikan?” Tanya Mirach bertubi-tubi. Sesaat Leo diam, berusaha memahani kondisi sekitarnya. Namun, karena terlalu pusing untuk dipikirkan, dia lebih memilih memegang kepalanya seraya menahan rasa sakit, “Masih agak… pusing,” Dia bersiap untuk duduk, tapi Mirach mencegahnya, “Kalau masih sakit, tiduran saja dulu,” Katanya kalem.
“Ini di mana?” Tanya Leo dengan nada suara pelan dan agak serak.
“Medic Centre,” Jawab Mirach singkat.
“Sirius dan Sagitta?”
“Di Disney Sea.. Sempat kemari, sih, tapi Cuma sebentar,”
Mirach kemudian, menirukan apa yang diucapkan Sirius,
“Percuma saja menunggu di sini. Jangan-jangan, dia siuman setelah tempat ini tutup. Bahkan kalau sebelum tutup sudah siuman, belum tentu dia bisa langsung disuruh pergi dari sana. Mana mungkin aku menyia-nyiakan kesempatan jarang begini hanya demi jagain dia!”
Leo diam. Tapi di hatinya, dia meruntuk kesal, Sirius brengsek. Nggak ada ati! Hawa di sekitarnya menunjukkan bahwa dia benar-benar marah. Mirach Cuma bisa diam dan ketakutan, walau dia tak tau apa yang ada dalam pikiran cowok tersebut. “Oh, ya? Bagaimana dengan Sagitta? Apa dia mengatakan sesuatu juga?” Leo kembali memandang Mirach. Wajak Mirach tegang melihat perubahan Leo yang tiba-tiba. Mungkin karena kepalanya sempat terbentur tadi.
“I…Itu… Sagitta diseret juga oleh Sirius ke Disney Sea,”
“Hah? Tumben Sagitta begitu bisa diseret-seret?!”
“Sebenarnya, sih, aku yang disuruh ikut ke Disney Sea. Sagitta malah sama sekali tidak tertarik buat ke sana. Tapi, berhubung aku tadi, pusing, jadi disuruh di sini, sekalian disuruh jagain kamu sama… Sirius,”
Ternyata, sifat bossy-nya tetep nggak berubah! Celetuk Leo dalam hati. Karena emosinya, kepala Leo malah semakin pening. Dilihat jam tangannya, sudah jam 8 malam. Dia sudah pingsan terlalu lama. Saat melirik ke luar jendela, langit sudah gelap. Tapi, terlihat percikan cahaya yang melambung ke udara, kembang api.
“Kamu tadi sempat main ke wahana lain?” Tanya Leo. Mirach menggeleng, “Hanya satu dengan Sirius. Soalnya keburu pusing duluan”
Kasian banget, malah di sini selama 8 jam. Leo jadi iba melihat gadis kalem tersebut. “Kenapa nggak nonton kembang api?” Dia menunjuk ke arah jendela, “Walau nggak sepadan dengan main di wahana, nggak masalah kan? Sedikit menghibur,” Mirach diam sesaat. Berusaha mencerna kata-kata Leo. Cowok itu ingin menghiburnya. Mirach lalu tertawa kecil.
“Ada yang lucu?” Tanya Leo bingung. Mirach menggeleng, “Nggak ada. Bukan apa-apa,” Leo jadi tersipu sendiri, niat-nya sudah ketauan. Setelah tawa Mirach mereda, akhirnya, gadis itu pergi ke ambang jendela, “Leo juga lihat ke sini. Siapa tau pusingnya bisa hilang,”
“Nggak. Aku bukan penggemar kembang api,”
Mirach tersenyum tipis. Dia kembali menatap kembang api yang masih menghiasi angkasa, “Tapi, bagus banget, lho. Sayang sekali kalau nggak liat,” Gadis itu tampak sangat menikmati pemandangan malam ini. Leo menatapnya tanpa mengatakan apa-apa. Cewek, emang suka yang beginian, yah?
DisneySea,
Di waktu yang bersamaan, Disney Sea juga menggelar acara yang sama, menghiasi langit dengan bunga-bunga raksasa. Sirius dan Sagitta, menonton di dekat wahana Mermaid Logoon, berdesakan dengan pengunjung lainnya. Karena tau dia tak akan sempat menikmati semua wahana DisneyLand maupun DisneySea dalam satu hari, apalagi antrinya juga berjam-jam, ditambah Leo juga tadinya pingsan, sebenarnya, tidak semua wahana Sirius nikmati. 1-2 wahana di DisneyLand dan sisanya ke DisneySea (dengan maksa Sagitta pastinya).
“Apa asyiknya main di wahana beginian lalu nonton kembang api?” Tanya Sagitta datar tanpa menatap Sirius sedikitpun. Dia menatap kembang api yang merekah, tapi sama sekali tidak terlihat bahwa dia menikmatinya.
Senyum Sirius yang tadi mengembang, mendadak hilang, “Sorry aja, deh kalo gini-gini doang. Cowok teladan en dingin macam lo, mana bisa menikmati moment seperti ini?!” Gadis itu menghela nafas panjang. Diam-diam, dia melirik ke arah cowok itu. Wajahnya tidak terlalu jelas. Jujur saja, dia sama sekali nggak tau tentang cowok ini, walaupun Sagitta terkenal. Dia baru tau juga, waktu di bandara itu. Tapi entah mengapa, Sirius merasa, wajah Sagitta sangat familiar di hadapannya.
Iseng-iseng, Sirius membuka Hp-nya dan menggunakan fasilitas kamera. “Sa-git-ta,” Panggilnya dengan nada sedikit manja. Sagitta terbelalak kaget, karena Sirius mendadak seperti itu. Tapi, segera dia sembunyikan ekspresi itu dengan wajah dinginnya. Dia menoleh, “Apa?”
Sedetik kemudian, sosok Sagitta sudah tercopy di hp Sirius. Walau tidak jelas, photo Sagitta tetap terlihat bagus. “Mudah sekali menarik perhatianmu,” ujar Sirius. Nada bicaranya seperti mengejek. Sagitta kaget, “Tu…tunggu!!” Dia paling males kalau ada cewek yang memotretnya terang-terangan begitu. Hanya cewek yang benar-benar cerdas, yang bisa mengambil photo Sagitta diam-diam dan menyimpannya dalam jangka waktu lama. Lis ada salah satu wanita itu.
Biasanya, Sagitta akan langsung merebut hp di tangan fansnya dengan ekspresi datar dan menghapus photo yang ketauan diambil. Tapi, baru kali ini, dia kelihatan panik dan berusaha merebut hp di tangan Sirius. Dia benar-benar tak menyangka, Sirius bisa memancingnya dengan tiba-tiba seperti itu, mengingat sikap Sirius yang berbeda jauh dengan fans-fans yang biasa mengejarnya.
“Sini Hp-nya!”
“Ogah!”
“Sini! Hapus photonya!”
“Hp, hp gue, ngapain lo sewot?!”
“HAPUS!!”
“KAGAK!!”
Tangan Sagitta berusaha menyambar hp Sirius. Dengan Cekatan, Sirius mundur ke belakang. Tapi, karena pengunjung rame, dia malah tak sengaja menabrak seorang bapak-bapak tinggi besar dan jatuh dengan sukses. “Adududududuhhhhhh…..” Rintihnya. “Dasar ceroboh,” Kata Sagitta seraya mengulurkan tangannya, menolong gadis itu berdiri. Setelah berdiri, tangan Sagitta dengan cepat menyerang ke tangan kanan Sirius. Tapi Hp di tangan Sirius sudah dia pindahkan ke tangan kiri gadis itu dan langsung dimasukkan tas, “Gue nggak sebodoh yang lo kira,” Akhirnya, Sagitta menghela nafas panjang, dia menyerah, “Setelah ini, hp itu pasti kuambil,”
“Coba aja kalo bisa,” Cibir Sirius. Dia tersenyum penuh kemenangan. Sagitta hanya angkat bahu, “Up to you – lah,”
Pencopet itu tak kenal menyerah. Begitu gagal menikam, dia langsung menendang Leo. Tendangan itupun ditepisnya. Tapi ternyata, dia pakai sepatu bot tentara, dan lagi, tendangannya ternyata lumayan keras. Tangan kiri Leo yang menepis, langsung tak tahan menahan. Malah Leo yang jatuh mengenai kaca estalase. Leo nggak menduga, bahwa pencopet itu pake bot tebal a la tentara. “Aneh banget, sih. Kok petugasnya nggak curiga dia pake sepatu bot, udah gitu, di musim panas begini,” Katanya dalam hati.
Kepalanya pening. Tangan kirinya tarasa sakit. Tulang tangannya terasa seperti remuk. Samar-samar dalam pandangan Leo, mucul seorang polisi menyergap pencopet itu dan belakang, kemudian, cowok itu pingsan.
8 hour Later,
Leo membuka matanya perlahan. Kepalanya masih terasa sakit dan pusing. Berusaha dia untuk tetap memejamkan mata, namun dia merasa kurang nyaman. Dalam pandangannya yang masih agak kabur, terlihat sosok Mirach yang memandangnya dengan raut muka khawatir.
“Kamu baik-baik saja? Sudah merasa baikan?” Tanya Mirach bertubi-tubi. Sesaat Leo diam, berusaha memahani kondisi sekitarnya. Namun, karena terlalu pusing untuk dipikirkan, dia lebih memilih memegang kepalanya seraya menahan rasa sakit, “Masih agak… pusing,” Dia bersiap untuk duduk, tapi Mirach mencegahnya, “Kalau masih sakit, tiduran saja dulu,” Katanya kalem.
“Ini di mana?” Tanya Leo dengan nada suara pelan dan agak serak.
“Medic Centre,” Jawab Mirach singkat.
“Sirius dan Sagitta?”
“Di Disney Sea.. Sempat kemari, sih, tapi Cuma sebentar,”
Mirach kemudian, menirukan apa yang diucapkan Sirius,
“Percuma saja menunggu di sini. Jangan-jangan, dia siuman setelah tempat ini tutup. Bahkan kalau sebelum tutup sudah siuman, belum tentu dia bisa langsung disuruh pergi dari sana. Mana mungkin aku menyia-nyiakan kesempatan jarang begini hanya demi jagain dia!”
Leo diam. Tapi di hatinya, dia meruntuk kesal, Sirius brengsek. Nggak ada ati! Hawa di sekitarnya menunjukkan bahwa dia benar-benar marah. Mirach Cuma bisa diam dan ketakutan, walau dia tak tau apa yang ada dalam pikiran cowok tersebut. “Oh, ya? Bagaimana dengan Sagitta? Apa dia mengatakan sesuatu juga?” Leo kembali memandang Mirach. Wajak Mirach tegang melihat perubahan Leo yang tiba-tiba. Mungkin karena kepalanya sempat terbentur tadi.
“I…Itu… Sagitta diseret juga oleh Sirius ke Disney Sea,”
“Hah? Tumben Sagitta begitu bisa diseret-seret?!”
“Sebenarnya, sih, aku yang disuruh ikut ke Disney Sea. Sagitta malah sama sekali tidak tertarik buat ke sana. Tapi, berhubung aku tadi, pusing, jadi disuruh di sini, sekalian disuruh jagain kamu sama… Sirius,”
Ternyata, sifat bossy-nya tetep nggak berubah! Celetuk Leo dalam hati. Karena emosinya, kepala Leo malah semakin pening. Dilihat jam tangannya, sudah jam 8 malam. Dia sudah pingsan terlalu lama. Saat melirik ke luar jendela, langit sudah gelap. Tapi, terlihat percikan cahaya yang melambung ke udara, kembang api.
“Kamu tadi sempat main ke wahana lain?” Tanya Leo. Mirach menggeleng, “Hanya satu dengan Sirius. Soalnya keburu pusing duluan”
Kasian banget, malah di sini selama 8 jam. Leo jadi iba melihat gadis kalem tersebut. “Kenapa nggak nonton kembang api?” Dia menunjuk ke arah jendela, “Walau nggak sepadan dengan main di wahana, nggak masalah kan? Sedikit menghibur,” Mirach diam sesaat. Berusaha mencerna kata-kata Leo. Cowok itu ingin menghiburnya. Mirach lalu tertawa kecil.
“Ada yang lucu?” Tanya Leo bingung. Mirach menggeleng, “Nggak ada. Bukan apa-apa,” Leo jadi tersipu sendiri, niat-nya sudah ketauan. Setelah tawa Mirach mereda, akhirnya, gadis itu pergi ke ambang jendela, “Leo juga lihat ke sini. Siapa tau pusingnya bisa hilang,”
“Nggak. Aku bukan penggemar kembang api,”
Mirach tersenyum tipis. Dia kembali menatap kembang api yang masih menghiasi angkasa, “Tapi, bagus banget, lho. Sayang sekali kalau nggak liat,” Gadis itu tampak sangat menikmati pemandangan malam ini. Leo menatapnya tanpa mengatakan apa-apa. Cewek, emang suka yang beginian, yah?
DisneySea,
Di waktu yang bersamaan, Disney Sea juga menggelar acara yang sama, menghiasi langit dengan bunga-bunga raksasa. Sirius dan Sagitta, menonton di dekat wahana Mermaid Logoon, berdesakan dengan pengunjung lainnya. Karena tau dia tak akan sempat menikmati semua wahana DisneyLand maupun DisneySea dalam satu hari, apalagi antrinya juga berjam-jam, ditambah Leo juga tadinya pingsan, sebenarnya, tidak semua wahana Sirius nikmati. 1-2 wahana di DisneyLand dan sisanya ke DisneySea (dengan maksa Sagitta pastinya).
“Apa asyiknya main di wahana beginian lalu nonton kembang api?” Tanya Sagitta datar tanpa menatap Sirius sedikitpun. Dia menatap kembang api yang merekah, tapi sama sekali tidak terlihat bahwa dia menikmatinya.
Senyum Sirius yang tadi mengembang, mendadak hilang, “Sorry aja, deh kalo gini-gini doang. Cowok teladan en dingin macam lo, mana bisa menikmati moment seperti ini?!” Gadis itu menghela nafas panjang. Diam-diam, dia melirik ke arah cowok itu. Wajahnya tidak terlalu jelas. Jujur saja, dia sama sekali nggak tau tentang cowok ini, walaupun Sagitta terkenal. Dia baru tau juga, waktu di bandara itu. Tapi entah mengapa, Sirius merasa, wajah Sagitta sangat familiar di hadapannya.
Iseng-iseng, Sirius membuka Hp-nya dan menggunakan fasilitas kamera. “Sa-git-ta,” Panggilnya dengan nada sedikit manja. Sagitta terbelalak kaget, karena Sirius mendadak seperti itu. Tapi, segera dia sembunyikan ekspresi itu dengan wajah dinginnya. Dia menoleh, “Apa?”
Sedetik kemudian, sosok Sagitta sudah tercopy di hp Sirius. Walau tidak jelas, photo Sagitta tetap terlihat bagus. “Mudah sekali menarik perhatianmu,” ujar Sirius. Nada bicaranya seperti mengejek. Sagitta kaget, “Tu…tunggu!!” Dia paling males kalau ada cewek yang memotretnya terang-terangan begitu. Hanya cewek yang benar-benar cerdas, yang bisa mengambil photo Sagitta diam-diam dan menyimpannya dalam jangka waktu lama. Lis ada salah satu wanita itu.
Biasanya, Sagitta akan langsung merebut hp di tangan fansnya dengan ekspresi datar dan menghapus photo yang ketauan diambil. Tapi, baru kali ini, dia kelihatan panik dan berusaha merebut hp di tangan Sirius. Dia benar-benar tak menyangka, Sirius bisa memancingnya dengan tiba-tiba seperti itu, mengingat sikap Sirius yang berbeda jauh dengan fans-fans yang biasa mengejarnya.
“Sini Hp-nya!”
“Ogah!”
“Sini! Hapus photonya!”
“Hp, hp gue, ngapain lo sewot?!”
“HAPUS!!”
“KAGAK!!”
Tangan Sagitta berusaha menyambar hp Sirius. Dengan Cekatan, Sirius mundur ke belakang. Tapi, karena pengunjung rame, dia malah tak sengaja menabrak seorang bapak-bapak tinggi besar dan jatuh dengan sukses. “Adududududuhhhhhh…..” Rintihnya. “Dasar ceroboh,” Kata Sagitta seraya mengulurkan tangannya, menolong gadis itu berdiri. Setelah berdiri, tangan Sagitta dengan cepat menyerang ke tangan kanan Sirius. Tapi Hp di tangan Sirius sudah dia pindahkan ke tangan kiri gadis itu dan langsung dimasukkan tas, “Gue nggak sebodoh yang lo kira,” Akhirnya, Sagitta menghela nafas panjang, dia menyerah, “Setelah ini, hp itu pasti kuambil,”
“Coba aja kalo bisa,” Cibir Sirius. Dia tersenyum penuh kemenangan. Sagitta hanya angkat bahu, “Up to you – lah,”
* * *
Re: Star Voyage
Ya, Eri kesannya maksa Minmy bwt comment, gitu ==" Di segi cerita, emang nggak terkesan maksa, yah? :Thinking:
Re: Star Voyage
*Ini lanjutannya. Sorry kalo terkesan jayuz*
Beppu City (Kyushu Island, Perfecture Oita),
“Akhirnya~~~~!!! Bisa relax sebentar,” Kata Sirius seraya merenggangkan badannya di dalam kamarnya di sebuah Ryokkan. Sirius membuka jendela. Sebuah pemandangan taman yang menakjubkan, memanjakan matanya yang tadi lelah, “Gini nih, baru enak buat relaxing!” Mirach duduk di dekat meja seraya tersenyum menatap Sirius.
Sirius menoleh ke arah Mirach, “Gimana kalau kita mandi sebentar di onsen??”
“Eh, bukannya besok kita pergi ke onsen?”
“Tapi di sini juga ada ‘kan? Ayolah!!!!”
Sirius serta merta mengganti bajunya dengan yukata simple dan menarik Mirach ke luar kamar.
Leo mengintip di balik kamarnya sendiri, “Wew… mereka mau mandi di onsen,” Batinnya dengan wajah mirip om-om senang. Sagitta yang membaca novel, jadi heran, “Kenapa?”
“Ng… nggak ada apa-apa. Btw, gimana kalo gitu mandi ke onsen?”
“Hah? Tumben ngajak??”
“Ga’ apa-apa. Gue lagi pengen aja nyoba onsen. Lagian, gw kan tempo hari pingsan dan kepala guw pening banget. Sapa tau bisa jadi therapi sedikit-sedikit,”
“Hmmm…. Ok-lah,”
Tanpa prasangka buruk apa-apa, Sagitta mengikuti Leo ke Onsen cowok yang tepat ada di sebelah onsen cewek. Bahkan sebenarnya, tempat adalah satu onsen yang hanya disekat dengan dinding kayu yang tipis!
In Ryokkan Onsen,
“Hyaaaa~~~ Enaknya!!” Sirius kembali merenggangkan badannya di dalam onsen. Mirach sibuk mengusap-usap tubuhnya dengan handuk basah. “Besok, kita masuk lagi, yuk!” Kata Sirius. Mirach terbelalak, “Masa’ besok 2x masuk?!”
“Ya nggak-lah. Maksudnya nyemplung di Takegawara Onsen,” Jelas Sirius yang tadi sempat melihat-lihat buku petunjuk tentang 8 onsen besar di Beppu. Mirach tersenyum kaku, “O…Ok…”
Di sisi lain, Sagitta Cuma bisa menggerutu kesal sekaligus malu melihat tingkah polah Leo yang npraknya bukan main. Untung saja, saat itu, pengunjung cowoknya Cuma mereka berdua. “Hentikan, Leo. Malu-maluin!” Kata Sagitta. Leo yang bergelantungan di dinding kayu, hanya berkata dengan nada pelan, “Bentar. Mubazir, nih,” Sagitta menggeleng-geleng kepalanya. Akhirnya, dia tau tujuan sebenarnya Leo mengajaknya mandi di onsen.
Dan kemudiaaaann..... Karma-pun terjadi. Entah gimana asal-usulnya, semua terjadi begitu cepat. Mendadak, kayu bagian atas yang dipegang Leo, lepas. Leo dengan cepat, berusaha mencari pegangan lain, dan begonya, mungkin karena terlalu panic, dia malah loncat dan jebur di kolam onsen cewek!!!
“KYAAAAAAAAA!!!!!” Spontan mirach berteriak.
“Wawawawa…… Ini gue, Leo!!” Kata Leo menenangkan Mirach.
Mirach melongo, “Leo, kok di sini???” Dia nggak ngerti, gimana ceritanya Leo bisa ‘terbang’ kemari. Untungnya, di bagian puteri juga, hanya ada Mirach dan Sirius, itupun, mereka juga membalut tubuh mereka dengan handuk.
Leo sempat nyengir kuda, namun, begitu merasakan hawa pembunuh, wajahnya pucat. Hawa yang berasal dari Sirius, “Leo… kamu… MATA KERANJANG!!!!!!”
Sirius menghajar cowok itu habis-habisan, “AMPUUUUNNN!!!!!!!” Jerit Leo. Sagitta Cuma bisa menghela nafas panjang, mendengar hajaran Sirius yang lumayan keras.
Puas menghajar, Sirius-pun pergi ke ruang ganti cewek. Walau saying karena dia belum sepenuhnya menikmati, tapi, dia lebih memilih untuk menyudahi kesantaiannya. Mirach mengikuti Sirius di belakang. Sesekali, dia melirik ke arah Leo yang sekarat mengapung di atas air, dengan tatapan iba.
Beppu City (Kyushu Island, Perfecture Oita),
“Akhirnya~~~~!!! Bisa relax sebentar,” Kata Sirius seraya merenggangkan badannya di dalam kamarnya di sebuah Ryokkan. Sirius membuka jendela. Sebuah pemandangan taman yang menakjubkan, memanjakan matanya yang tadi lelah, “Gini nih, baru enak buat relaxing!” Mirach duduk di dekat meja seraya tersenyum menatap Sirius.
Sirius menoleh ke arah Mirach, “Gimana kalau kita mandi sebentar di onsen??”
“Eh, bukannya besok kita pergi ke onsen?”
“Tapi di sini juga ada ‘kan? Ayolah!!!!”
Sirius serta merta mengganti bajunya dengan yukata simple dan menarik Mirach ke luar kamar.
Leo mengintip di balik kamarnya sendiri, “Wew… mereka mau mandi di onsen,” Batinnya dengan wajah mirip om-om senang. Sagitta yang membaca novel, jadi heran, “Kenapa?”
“Ng… nggak ada apa-apa. Btw, gimana kalo gitu mandi ke onsen?”
“Hah? Tumben ngajak??”
“Ga’ apa-apa. Gue lagi pengen aja nyoba onsen. Lagian, gw kan tempo hari pingsan dan kepala guw pening banget. Sapa tau bisa jadi therapi sedikit-sedikit,”
“Hmmm…. Ok-lah,”
Tanpa prasangka buruk apa-apa, Sagitta mengikuti Leo ke Onsen cowok yang tepat ada di sebelah onsen cewek. Bahkan sebenarnya, tempat adalah satu onsen yang hanya disekat dengan dinding kayu yang tipis!
In Ryokkan Onsen,
“Hyaaaa~~~ Enaknya!!” Sirius kembali merenggangkan badannya di dalam onsen. Mirach sibuk mengusap-usap tubuhnya dengan handuk basah. “Besok, kita masuk lagi, yuk!” Kata Sirius. Mirach terbelalak, “Masa’ besok 2x masuk?!”
“Ya nggak-lah. Maksudnya nyemplung di Takegawara Onsen,” Jelas Sirius yang tadi sempat melihat-lihat buku petunjuk tentang 8 onsen besar di Beppu. Mirach tersenyum kaku, “O…Ok…”
Di sisi lain, Sagitta Cuma bisa menggerutu kesal sekaligus malu melihat tingkah polah Leo yang npraknya bukan main. Untung saja, saat itu, pengunjung cowoknya Cuma mereka berdua. “Hentikan, Leo. Malu-maluin!” Kata Sagitta. Leo yang bergelantungan di dinding kayu, hanya berkata dengan nada pelan, “Bentar. Mubazir, nih,” Sagitta menggeleng-geleng kepalanya. Akhirnya, dia tau tujuan sebenarnya Leo mengajaknya mandi di onsen.
Dan kemudiaaaann..... Karma-pun terjadi. Entah gimana asal-usulnya, semua terjadi begitu cepat. Mendadak, kayu bagian atas yang dipegang Leo, lepas. Leo dengan cepat, berusaha mencari pegangan lain, dan begonya, mungkin karena terlalu panic, dia malah loncat dan jebur di kolam onsen cewek!!!
“KYAAAAAAAAA!!!!!” Spontan mirach berteriak.
“Wawawawa…… Ini gue, Leo!!” Kata Leo menenangkan Mirach.
Mirach melongo, “Leo, kok di sini???” Dia nggak ngerti, gimana ceritanya Leo bisa ‘terbang’ kemari. Untungnya, di bagian puteri juga, hanya ada Mirach dan Sirius, itupun, mereka juga membalut tubuh mereka dengan handuk.
Leo sempat nyengir kuda, namun, begitu merasakan hawa pembunuh, wajahnya pucat. Hawa yang berasal dari Sirius, “Leo… kamu… MATA KERANJANG!!!!!!”
Sirius menghajar cowok itu habis-habisan, “AMPUUUUNNN!!!!!!!” Jerit Leo. Sagitta Cuma bisa menghela nafas panjang, mendengar hajaran Sirius yang lumayan keras.
Puas menghajar, Sirius-pun pergi ke ruang ganti cewek. Walau saying karena dia belum sepenuhnya menikmati, tapi, dia lebih memilih untuk menyudahi kesantaiannya. Mirach mengikuti Sirius di belakang. Sesekali, dia melirik ke arah Leo yang sekarat mengapung di atas air, dengan tatapan iba.
* * *
Terakhir diubah oleh Hortenshia tanggal January 3rd 2009, 6:29 am, total 3 kali diubah
Re: Star Voyage
g' sempet baca ri
aku mau bwt cerita sendiri
nt ksh komend yah
BJ Haru~ThE_FiRe- !!Yipppiee!!
-
Jumlah posting : 94
Age : 32
Location : Malank
Sector : DBP
Hobbies : makan,mbaca,mbunuh orang,nyiksa binatang
Registration date : 27.09.08
Re: Star Voyage
Apanya yg rame. Junk doang isinya
Btw, Memories of Hompierz 'kan dibagi 2 (sama Haru). Kalo bagiannya Eri udah beres, diusahakan Star Voyage dilanjutin lagi *sampe MeHom selesai* . Tapi, kalo ada cerbung baru di Sora Studio, mungkin *lagi2* nich cerita dihentikan sementara. Mohon kemaklumannya
Btw, Memories of Hompierz 'kan dibagi 2 (sama Haru). Kalo bagiannya Eri udah beres, diusahakan Star Voyage dilanjutin lagi *sampe MeHom selesai* . Tapi, kalo ada cerbung baru di Sora Studio, mungkin *lagi2* nich cerita dihentikan sementara. Mohon kemaklumannya
Re: Star Voyage
yg paling sepi ya cerita minmy.
Semua cerita minmy mulai dari Mika and Maki No hibi ampe The Wolf loves The Lamb kn minmy taroh di falsh disk. Eh.. tau2nya flash disknya virusan semua... jadi ilank deh... hiks...
Semua cerita minmy mulai dari Mika and Maki No hibi ampe The Wolf loves The Lamb kn minmy taroh di falsh disk. Eh.. tau2nya flash disknya virusan semua... jadi ilank deh... hiks...
Re: Star Voyage
minmy ngelajutinnya sesuai ingatan aja. Kalo nggak salah kelanjutannya kan Mika mw pindah ke apato *apartemen*. Tapi, Maki nggak tahu. Begitu tahu, dia membujuk Mika untuk balik ke rumah paman.
Hmm...
Kalo The wolf loves the lamb,muncul "serigala betina" saingan Hitsuji yang mengincar Ookami.
Seru nggak??
Hmm...
Kalo The wolf loves the lamb,muncul "serigala betina" saingan Hitsuji yang mengincar Ookami.
Seru nggak??
Halaman 2 dari 3 • 1, 2, 3
Halaman 2 dari 3
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik