hyou's crazy story
+9
zeros
bylalicious_tralalala
namine
M_Lin
kuzizou
alin.
Hay2Hawaii
Hortenshia Eri
hyourinmaru
13 posters
Halaman 6 dari 7
Halaman 6 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Re: hyou's crazy story
huahauhauhauha,, sy suka kalimat.. “Pusatnya homo-homo, gitu?!”
Angelsz- +da best hompierz+
-
Jumlah posting : 3866
Age : 30
Location : di depan meja komputer
Sector : Ghortashupha
Hobbies : riie / riephon / angel / angelsz dll..@_@
Registration date : 22.12.07
Re: hyou's crazy story
BAH... BENER" CIRI KHAS U BANGET DAH..
MSH NGEFANS U MA T**?????
TUH NONGOL D AKHIR CERITA
HOOHOO
MSH NGEFANS U MA T**?????
TUH NONGOL D AKHIR CERITA
HOOHOO
Re: hyou's crazy story
Nianna Chalifa wrote:Kata gue kagak lucu2 amat.
Tuh nama2nya kayak nama bintang2 ye eri?
Iya. Liat aja page sebelumnya, kan Eri udah bilang, tokoh-tokohnya pake nama bintang. Tapi yang pake nama bintang, cuma 4 tokoh utama, sama satu peran antagonis, Corona Borealis, tapi disingkat Lis. Tapi, nggak menuntut kemungkinan, sih ada penambahan character pake nama bintang juga.
Re: hyou's crazy story
Angelsz ChAn wrote:huahauhauhauha,, sy suka kalimat.. “Pusatnya homo-homo, gitu?!”
Itu mah, emang sengaja aku bikin. Kepikiran aja waktu nyari refrensi daerah Shibuya. Aq sempet mikir, "Kok artinya rada mirip homo, yah?" Jadinya, ya aq bikin dialognya begitu
Re: hyou's crazy story
M_Lin wrote:BAH... BENER" CIRI KHAS U BANGET DAH..
MSH NGEFANS U MA T**?????
TUH NONGOL D AKHIR CERITA
HOOHOO
masih lah...
kalo kagak ngapain gw masukin tai burung?
Re: hyou's crazy story
sial, gw kaga bisa ngepost di shoutbox lagi gara2 udh ngelewatin limit 60 post per jam...
Re: hyou's crazy story
Lha, kirain, Sensei malah stress gara-gara selalu Eri minta plesetin cerita nich ceritanya :
Hayato tersenyum tipis. Maniiiis sekali. Hoshino yang bangun dan bersiap mau nyemprot anggota di sana lagi, malah jadi melongo plus bengong menatap Hayato. Beberapa saat berikutnya, dia tersentak dan berteriak, “SIAPA DIAAAAAA???!!!!!” Teriakannya baru berhenti, begitu Ryena memukulnya dengan map berisi kertas yang menumpuk dan tebal, “Shut up! Dia anggota baru tau!” Jelasnya dengan nada tegas. Hoshino mengelus kepalanya yang digeplak. Lumayan bikin kepala pening.
“Dp Club makin rame aja,” Celetuk Yuri yang baru dari perustakaan kota. Dp Club, adalah group “tidak resmi” mereka yang sudah lama dibuat di lingkungan kantor FBI. Sekedar sebutan yang dibuat oleh karyawan di sana buat anak-anak remaja yang dijadikan agen resmi FBI. Mereka yang dijadikan satu divisi, akhirnya disebut Dangering Power Club atau disingkat jadi Dp Club.
Pandangan Hayato teralih ke arah Emi. Dia penasaran karena gadis itu keliatan cuek bebek dan lebih memilih membaca deretan kata. Kebiasaan sekali megang novel, tidak akan peduli dengan situasi sekitar. Mungkin, kalo ada bom di sekitarnya, dia cuekin juga kali, ya?
Emi bersender di kaca yang terkena hangatnya sinar matahari. Ryo yang menyadari Hayato yang memandang Emi terus, lantas bertanya, “Ada yang aneh dengan Emi?” Hayato kontan tersentak kaget, “Ah…ti…tidak… hanya heran. Apa dia tidak terlalu kecil jadi agen FBI?” Mendengar pertanyaan Hayato yang polos, Ryou tertawa, “Waduh…. Kalo denger, dia bisa ngamuk, lho. Walau pendek, dia sebaya sama kamu! Dia juga umurnya 15 tahun,” Jelasnya. Hayato langsung keki berat.
“Tenang saja. Walau begitu, di rumah, sikapnya nggak lebih mirip anak TK yang cengeng, kok,” Kata Reiji. Sedetik kemudian, seorang gadis sudah ada di belakangnya, “Siapa yang anak TK?!”
GLEK!
Reiji diam tak berkutik Segera Seiji menoleh ke jendela dan Emi sudah tidak ada di tempatnya semula. Gadis itu rupanya berada tepat di belakang Reiji dan langsung mencapitnya dengan jurus judo. “Waks?! Ampun!! Nggak, deeeeeehhhh~~~~~ Lo dewasa, kok. Sangking dewasanya, malah kelihatan tua,” Capitan semakin kencang, “Akkkhhhh………. Jangan bunuh gue!!!”
“Kaya’nya, nggak lucu, deh, kalau ada kasus pembunuhan di kantor FBI dengan pelaku seorang cewek mencapit sepupunya sendiri yang terkenal sangat urakan,” Kata Seiji seraya menatap aneh mereka berdua.
“Cerewet! Tolongin gue, kek!” Jerit Reiji ketus. Seiji yang diminta tolong, malah nggak menanggapi dan santai membaca koran hari ini.
Ruangan jadi ramai tak terkendali. Sebenarnya hanya suasana yang biasa karena diisi oleh agen yang masih muda seperti mereka. Namun siapa yang menyangka, hal yang biasa itulah yang berharga. Karena mereka tak akan pernah tau, kapan bisa seperti ini lagi dan menikmati suasana sesantai ini lagi.
Yuri menyerahkan sebuah kertas berisi laporan ke Ryo, “Ada job lagi. Katanya, yang misi-nya sudah beres, harap diikut sertakan ke kasus ini,”
Ryo membaca laporan-nya sekilas, “Gabung dengan kepolisian di divisi obat-obatan terlarang, ya?”
Sontak, suasana jadi serius. Emi dan Reiji sudah tak bertengkar lagi. Hoshino dan Ryena diam dalam keheningan. Seiji dan Yo menunggu santapan yang akan segera mereka sergap. Hayato tak tau harus berekasi seperti apa. Tapi yang pasti, dia kagum, karena sesaat setelah pertengkaran kecil dan keadaan yang enjoy, berubah menjadi begitu serius. Khas militer yang siap menerima misi. Ryo melanjutkan kata-katanya, “Misi kali ini…” Mereka semua menunggu pernyataan Ryo, “Heroine,”
Yo, Reiji dan Emi tersenyum penuh arti. Seakan mendapatkan ‘mainan’ baru. “Kita akan segera merapatkan siapa yang akan terjun langsung di dalamnya,” Dalam sekian detik, mereka sibuk mempersiapkan rapat. Mereka mengatakan hal yang dianggap perlu saja. Kecuali Reiji dan Yo kalau mulai berulah. Sesekali Seiji juga ikutan menyahut komentar nggak penting mereka pula. Tapi hal itu, tak pernah berlangsung lama.
Cuma iseng-iseng sih. Jadi, hasil plesetan Hyou di cerita ini, nggak Eri pasang *dengan banyak pertimbang termasuk gara2 ini novel trilogi. Mungkin lain kali, Eri bakal bikin ide cerita sendiri buat kalborasi ama Hyou
Hayato tersenyum tipis. Maniiiis sekali. Hoshino yang bangun dan bersiap mau nyemprot anggota di sana lagi, malah jadi melongo plus bengong menatap Hayato. Beberapa saat berikutnya, dia tersentak dan berteriak, “SIAPA DIAAAAAA???!!!!!” Teriakannya baru berhenti, begitu Ryena memukulnya dengan map berisi kertas yang menumpuk dan tebal, “Shut up! Dia anggota baru tau!” Jelasnya dengan nada tegas. Hoshino mengelus kepalanya yang digeplak. Lumayan bikin kepala pening.
“Dp Club makin rame aja,” Celetuk Yuri yang baru dari perustakaan kota. Dp Club, adalah group “tidak resmi” mereka yang sudah lama dibuat di lingkungan kantor FBI. Sekedar sebutan yang dibuat oleh karyawan di sana buat anak-anak remaja yang dijadikan agen resmi FBI. Mereka yang dijadikan satu divisi, akhirnya disebut Dangering Power Club atau disingkat jadi Dp Club.
Pandangan Hayato teralih ke arah Emi. Dia penasaran karena gadis itu keliatan cuek bebek dan lebih memilih membaca deretan kata. Kebiasaan sekali megang novel, tidak akan peduli dengan situasi sekitar. Mungkin, kalo ada bom di sekitarnya, dia cuekin juga kali, ya?
Emi bersender di kaca yang terkena hangatnya sinar matahari. Ryo yang menyadari Hayato yang memandang Emi terus, lantas bertanya, “Ada yang aneh dengan Emi?” Hayato kontan tersentak kaget, “Ah…ti…tidak… hanya heran. Apa dia tidak terlalu kecil jadi agen FBI?” Mendengar pertanyaan Hayato yang polos, Ryou tertawa, “Waduh…. Kalo denger, dia bisa ngamuk, lho. Walau pendek, dia sebaya sama kamu! Dia juga umurnya 15 tahun,” Jelasnya. Hayato langsung keki berat.
“Tenang saja. Walau begitu, di rumah, sikapnya nggak lebih mirip anak TK yang cengeng, kok,” Kata Reiji. Sedetik kemudian, seorang gadis sudah ada di belakangnya, “Siapa yang anak TK?!”
GLEK!
Reiji diam tak berkutik Segera Seiji menoleh ke jendela dan Emi sudah tidak ada di tempatnya semula. Gadis itu rupanya berada tepat di belakang Reiji dan langsung mencapitnya dengan jurus judo. “Waks?! Ampun!! Nggak, deeeeeehhhh~~~~~ Lo dewasa, kok. Sangking dewasanya, malah kelihatan tua,” Capitan semakin kencang, “Akkkhhhh………. Jangan bunuh gue!!!”
“Kaya’nya, nggak lucu, deh, kalau ada kasus pembunuhan di kantor FBI dengan pelaku seorang cewek mencapit sepupunya sendiri yang terkenal sangat urakan,” Kata Seiji seraya menatap aneh mereka berdua.
“Cerewet! Tolongin gue, kek!” Jerit Reiji ketus. Seiji yang diminta tolong, malah nggak menanggapi dan santai membaca koran hari ini.
Ruangan jadi ramai tak terkendali. Sebenarnya hanya suasana yang biasa karena diisi oleh agen yang masih muda seperti mereka. Namun siapa yang menyangka, hal yang biasa itulah yang berharga. Karena mereka tak akan pernah tau, kapan bisa seperti ini lagi dan menikmati suasana sesantai ini lagi.
Yuri menyerahkan sebuah kertas berisi laporan ke Ryo, “Ada job lagi. Katanya, yang misi-nya sudah beres, harap diikut sertakan ke kasus ini,”
Ryo membaca laporan-nya sekilas, “Gabung dengan kepolisian di divisi obat-obatan terlarang, ya?”
Sontak, suasana jadi serius. Emi dan Reiji sudah tak bertengkar lagi. Hoshino dan Ryena diam dalam keheningan. Seiji dan Yo menunggu santapan yang akan segera mereka sergap. Hayato tak tau harus berekasi seperti apa. Tapi yang pasti, dia kagum, karena sesaat setelah pertengkaran kecil dan keadaan yang enjoy, berubah menjadi begitu serius. Khas militer yang siap menerima misi. Ryo melanjutkan kata-katanya, “Misi kali ini…” Mereka semua menunggu pernyataan Ryo, “Heroine,”
Yo, Reiji dan Emi tersenyum penuh arti. Seakan mendapatkan ‘mainan’ baru. “Kita akan segera merapatkan siapa yang akan terjun langsung di dalamnya,” Dalam sekian detik, mereka sibuk mempersiapkan rapat. Mereka mengatakan hal yang dianggap perlu saja. Kecuali Reiji dan Yo kalau mulai berulah. Sesekali Seiji juga ikutan menyahut komentar nggak penting mereka pula. Tapi hal itu, tak pernah berlangsung lama.
* * *
Cuma iseng-iseng sih. Jadi, hasil plesetan Hyou di cerita ini, nggak Eri pasang *dengan banyak pertimbang termasuk gara2 ini novel trilogi. Mungkin lain kali, Eri bakal bikin ide cerita sendiri buat kalborasi ama Hyou
Re: hyou's crazy story
kaga apeh2... makin panjang makin seru...
Hayato tersenyum tipis, setipis jarak antara bibirnya & mulut kloset waktu dia nyium kloset. Maniiiis sekali, seperti adonan kue yang kebanyakan make gula. Hoshino yang bangun dan bersiap mau nyemprot anggota di sana lagi, malah jadi melongo plus bengong menatap Hayato yang gaya2nya bikin eneg. Beberapa saat berikutnya, dia tersentak dan berteriak, “OH, OH, SIAPA DIAAAAAA???!!!!!” Teriakannya baru berhenti, begitu Ryena memukulnya dengan map berisi kertas yang menumpuk dan tebal, mapnya sendiri terbuat dari papan kayu yg cukup keras, “Shut up! Dia anggota baru tau!” Jelasnya dengan nada tegas. Hoshino mengelus kepalanya yang digeplak. Lumayan bikin kepala pening.
“Dp Club makin rame aja,” Celetuk Yuri yang baru dari perpustakaan kota, tapi sebelom balik ke kantor sih dia sempet keluyuran dulu ke pembuangan sampah buat cari angin. Maklum lah, orang aneh. Masa nyari angin di pembuagan sampah? Dp Club, adalah group “tidak resmi” mereka yang sudah lama dibuat di lingkungan kantor FBI. Sekedar sebutan yang dibuat oleh karyawan di sana buat anak-anak remaja norak yang dijadikan agen resmi FBI. Mereka yang dijadikan satu divisi, akhirnya disebut Dangerous People Club atau disingkat jadi Dp Club. Disebut begitu karena ke mana mereka pergi pasti ada masalah, makanya mereka dicap sebagai 'Dangerous People'.
Pandangan Hayato teralih ke arah Emi. Dia penasaran karena gadis itu keliatan cuek bebek dan lebih memilih membaca deretan kata. Kebiasaan sekali megang novel, tidak akan peduli dengan situasi sekitar. Mungkin, kalo ada bom di sekitarnya, dia cuekin juga kali, ya? Tapi kayaknya ketutnya lebih parah daripada bom nuklir terhebat, jadi ada bom juga ga ngaruh kalo sama dia.
Emi bersender di kaca yang terkena hangatnya sinar matahari. Ryo yang menyadari Hayato yang memandang Emi terus, lantas bertanya, “Ada yang aneh dengan Emi?” Hayato kontan tersentak kaget, “Ah…ti…tidak… hanya heran. Apa dia tidak terlalu kecil jadi agen FBI?” Mendengar pertanyaan Hayato yang polos, Ryou tertawa, “Waduh…. Kalo denger, dia bisa ngamuk, lho. Walau pendek, kontet, kecil, cebol, dia sebaya sama kamu! Dia juga umurnya 15 tahun,” Jelasnya. Hayato langsung keki berat. "Masa gw selevel sama makhluk pendek, kontet, cebol, kecil, kyk dia?" pikirnya.
“Tenang saja. Walau begitu, di rumah, sikapnya nggak lebih mirip anak TK yang cengeng, kok,” Kata Reiji. Sedetik kemudian, seorang gadis sudah ada di belakangnya, dengan ekspresi a la sadako, “Siapa yang anak TK?!”
GLEK!
Reiji diam tak berkutik Segera Seiji menoleh ke jendela dan Emi sudah tidak ada di tempatnya semula. Monster..maaf...gadis itu bergerak dengan kecepatan cahaya menggunakan energi kosmis. Maaf, agak melenceng ke cerita superhero & fiksi ilmiah. Gadis itu rupanya berada tepat di belakang Reiji dan langsung mencapitnya dengan jurus judo. “Waks?! Ampun!! Nggak, deeeeeehhhh~~~~~ Lo dewasa, kok. Sangking dewasanya, malah kelihatan tua kayak nenek-nenek peot yang udh kaga laku,” Capitan semakin kencang, “Akkkhhhh………. Jangan bunuh gue!!!”
“Kaya’nya, nggak lucu, deh, kalau ada kasus pembunuhan di kantor FBI dengan pelaku seorang cewek mencapit sepupunya sendiri yang terkenal sangat urakan,” Kata Seiji seraya menatap aneh mereka berdua.
“Cerewet! Tolongin gue, kek!” Jerit Reiji ketus. Seiji yang diminta tolong, malah nggak menanggapi dan santai membaca kolom kartun & humor di koran hari ini sambil ketawa ngakak.
Ruangan jadi ramai tak terkendali. Sebenarnya hanya suasana yang biasa karena diisi oleh agen yang masih muda seperti mereka. Namun siapa yang menyangka, hal yang biasa itulah yang berharga. Karena mereka tak akan pernah tau, kapan bisa seperti ini lagi dan menikmati suasana sesantai (dan sesadis; khusus untuk reiji) ini lagi.
Yuri menyerahkan sebuah kertas berisi laporan ke Ryo, “Ada job lagi. Katanya, yang misi-nya sudah beres, harap diikut sertakan ke kasus ini,”
Ryo membaca laporan-nya sekilas, “Gabung dengan kepolisian di divisi obat-obatan terlarang, ya?”
Sontak, suasana jadi serius. Emi dan Reiji sudah tak bertengkar lagi. Hoshino dan Ryena diam dalam keheningan. Seiji dan Yo menunggu santapan yang akan segera mereka sergap. Hayato tak tau harus berekasi seperti apa. Tapi yang pasti, dia kagum, karena sesaat setelah pertengkaran kecil dan keadaan yang enjoy, berubah menjadi begitu serius. Khas militer gadungan yang siap menerima misi penipuan. Ryo melanjutkan kata-katanya, “Misi kali ini…” Mereka semua menunggu pernyataan Ryo, “Heroine,”
Yo, Reiji dan Emi tersenyum penuh arti. Seakan mendapatkan ‘makanan’ baru. Ya, mereka memang terkenal suka mencicipi narkoba, kadang-kadang narkoba yang disita dari penjahat habis semua mereka makan. “Kita akan segera merapatkan siapa yang akan terjun langsung ke dalam kolam renang tanpa air ini,” Dalam sekian detik, mereka sibuk mempersiapkan rapat. Mereka mengatakan hal yang dianggap perlu saja. Kecuali Reiji dan Yo kalau mulai berulah. Sesekali Seiji juga ikutan menyahut komentar nggak penting mereka pula. Tapi hal itu, tak pernah berlangsung lama. Soalnya kalo kelamaan pasti pantat mereka dibpukul sama bos mereka.
Hayato tersenyum tipis, setipis jarak antara bibirnya & mulut kloset waktu dia nyium kloset. Maniiiis sekali, seperti adonan kue yang kebanyakan make gula. Hoshino yang bangun dan bersiap mau nyemprot anggota di sana lagi, malah jadi melongo plus bengong menatap Hayato yang gaya2nya bikin eneg. Beberapa saat berikutnya, dia tersentak dan berteriak, “OH, OH, SIAPA DIAAAAAA???!!!!!” Teriakannya baru berhenti, begitu Ryena memukulnya dengan map berisi kertas yang menumpuk dan tebal, mapnya sendiri terbuat dari papan kayu yg cukup keras, “Shut up! Dia anggota baru tau!” Jelasnya dengan nada tegas. Hoshino mengelus kepalanya yang digeplak. Lumayan bikin kepala pening.
“Dp Club makin rame aja,” Celetuk Yuri yang baru dari perpustakaan kota, tapi sebelom balik ke kantor sih dia sempet keluyuran dulu ke pembuangan sampah buat cari angin. Maklum lah, orang aneh. Masa nyari angin di pembuagan sampah? Dp Club, adalah group “tidak resmi” mereka yang sudah lama dibuat di lingkungan kantor FBI. Sekedar sebutan yang dibuat oleh karyawan di sana buat anak-anak remaja norak yang dijadikan agen resmi FBI. Mereka yang dijadikan satu divisi, akhirnya disebut Dangerous People Club atau disingkat jadi Dp Club. Disebut begitu karena ke mana mereka pergi pasti ada masalah, makanya mereka dicap sebagai 'Dangerous People'.
Pandangan Hayato teralih ke arah Emi. Dia penasaran karena gadis itu keliatan cuek bebek dan lebih memilih membaca deretan kata. Kebiasaan sekali megang novel, tidak akan peduli dengan situasi sekitar. Mungkin, kalo ada bom di sekitarnya, dia cuekin juga kali, ya? Tapi kayaknya ketutnya lebih parah daripada bom nuklir terhebat, jadi ada bom juga ga ngaruh kalo sama dia.
Emi bersender di kaca yang terkena hangatnya sinar matahari. Ryo yang menyadari Hayato yang memandang Emi terus, lantas bertanya, “Ada yang aneh dengan Emi?” Hayato kontan tersentak kaget, “Ah…ti…tidak… hanya heran. Apa dia tidak terlalu kecil jadi agen FBI?” Mendengar pertanyaan Hayato yang polos, Ryou tertawa, “Waduh…. Kalo denger, dia bisa ngamuk, lho. Walau pendek, kontet, kecil, cebol, dia sebaya sama kamu! Dia juga umurnya 15 tahun,” Jelasnya. Hayato langsung keki berat. "Masa gw selevel sama makhluk pendek, kontet, cebol, kecil, kyk dia?" pikirnya.
“Tenang saja. Walau begitu, di rumah, sikapnya nggak lebih mirip anak TK yang cengeng, kok,” Kata Reiji. Sedetik kemudian, seorang gadis sudah ada di belakangnya, dengan ekspresi a la sadako, “Siapa yang anak TK?!”
GLEK!
Reiji diam tak berkutik Segera Seiji menoleh ke jendela dan Emi sudah tidak ada di tempatnya semula. Monster..maaf...gadis itu bergerak dengan kecepatan cahaya menggunakan energi kosmis. Maaf, agak melenceng ke cerita superhero & fiksi ilmiah. Gadis itu rupanya berada tepat di belakang Reiji dan langsung mencapitnya dengan jurus judo. “Waks?! Ampun!! Nggak, deeeeeehhhh~~~~~ Lo dewasa, kok. Sangking dewasanya, malah kelihatan tua kayak nenek-nenek peot yang udh kaga laku,” Capitan semakin kencang, “Akkkhhhh………. Jangan bunuh gue!!!”
“Kaya’nya, nggak lucu, deh, kalau ada kasus pembunuhan di kantor FBI dengan pelaku seorang cewek mencapit sepupunya sendiri yang terkenal sangat urakan,” Kata Seiji seraya menatap aneh mereka berdua.
“Cerewet! Tolongin gue, kek!” Jerit Reiji ketus. Seiji yang diminta tolong, malah nggak menanggapi dan santai membaca kolom kartun & humor di koran hari ini sambil ketawa ngakak.
Ruangan jadi ramai tak terkendali. Sebenarnya hanya suasana yang biasa karena diisi oleh agen yang masih muda seperti mereka. Namun siapa yang menyangka, hal yang biasa itulah yang berharga. Karena mereka tak akan pernah tau, kapan bisa seperti ini lagi dan menikmati suasana sesantai (dan sesadis; khusus untuk reiji) ini lagi.
Yuri menyerahkan sebuah kertas berisi laporan ke Ryo, “Ada job lagi. Katanya, yang misi-nya sudah beres, harap diikut sertakan ke kasus ini,”
Ryo membaca laporan-nya sekilas, “Gabung dengan kepolisian di divisi obat-obatan terlarang, ya?”
Sontak, suasana jadi serius. Emi dan Reiji sudah tak bertengkar lagi. Hoshino dan Ryena diam dalam keheningan. Seiji dan Yo menunggu santapan yang akan segera mereka sergap. Hayato tak tau harus berekasi seperti apa. Tapi yang pasti, dia kagum, karena sesaat setelah pertengkaran kecil dan keadaan yang enjoy, berubah menjadi begitu serius. Khas militer gadungan yang siap menerima misi penipuan. Ryo melanjutkan kata-katanya, “Misi kali ini…” Mereka semua menunggu pernyataan Ryo, “Heroine,”
Yo, Reiji dan Emi tersenyum penuh arti. Seakan mendapatkan ‘makanan’ baru. Ya, mereka memang terkenal suka mencicipi narkoba, kadang-kadang narkoba yang disita dari penjahat habis semua mereka makan. “Kita akan segera merapatkan siapa yang akan terjun langsung ke dalam kolam renang tanpa air ini,” Dalam sekian detik, mereka sibuk mempersiapkan rapat. Mereka mengatakan hal yang dianggap perlu saja. Kecuali Reiji dan Yo kalau mulai berulah. Sesekali Seiji juga ikutan menyahut komentar nggak penting mereka pula. Tapi hal itu, tak pernah berlangsung lama. Soalnya kalo kelamaan pasti pantat mereka dibpukul sama bos mereka.
Re: hyou's crazy story
Mikazuki Rin wrote:kaga apeh2... makin panjang makin seru...
Hayato tersenyum tipis, setipis jarak antara bibirnya & mulut kloset waktu dia nyium kloset. Maniiiis sekali, seperti adonan kue yang kebanyakan make gula. Hoshino yang bangun dan bersiap mau nyemprot anggota di sana lagi, malah jadi melongo plus bengong menatap Hayato yang gaya2nya bikin eneg. Beberapa saat berikutnya, dia tersentak dan berteriak, “OH, OH, SIAPA DIAAAAAA???!!!!!” Teriakannya baru berhenti, begitu Ryena memukulnya dengan map berisi kertas yang menumpuk dan tebal, mapnya sendiri terbuat dari papan kayu yg cukup keras, “Shut up! Dia anggota baru tau!” Jelasnya dengan nada tegas. Hoshino mengelus kepalanya yang digeplak. Lumayan bikin kepala pening.
“Dp Club makin rame aja,” Celetuk Yuri yang baru dari perpustakaan kota, tapi sebelom balik ke kantor sih dia sempet keluyuran dulu ke pembuangan sampah buat cari angin. Maklum lah, orang aneh. Masa nyari angin di pembuagan sampah? Dp Club, adalah group “tidak resmi” mereka yang sudah lama dibuat di lingkungan kantor FBI. Sekedar sebutan yang dibuat oleh karyawan di sana buat anak-anak remaja norak yang dijadikan agen resmi FBI. Mereka yang dijadikan satu divisi, akhirnya disebut Dangerous People Club atau disingkat jadi Dp Club. Disebut begitu karena ke mana mereka pergi pasti ada masalah, makanya mereka dicap sebagai 'Dangerous People'.
Pandangan Hayato teralih ke arah Emi. Dia penasaran karena gadis itu keliatan cuek bebek dan lebih memilih membaca deretan kata. Kebiasaan sekali megang novel, tidak akan peduli dengan situasi sekitar. Mungkin, kalo ada bom di sekitarnya, dia cuekin juga kali, ya? Tapi kayaknya ketutnya lebih parah daripada bom nuklir terhebat, jadi ada bom juga ga ngaruh kalo sama dia.
Emi bersender di kaca yang terkena hangatnya sinar matahari. Ryo yang menyadari Hayato yang memandang Emi terus, lantas bertanya, “Ada yang aneh dengan Emi?” Hayato kontan tersentak kaget, “Ah…ti…tidak… hanya heran. Apa dia tidak terlalu kecil jadi agen FBI?” Mendengar pertanyaan Hayato yang polos, Ryou tertawa, “Waduh…. Kalo denger, dia bisa ngamuk, lho. Walau pendek, kontet, kecil, cebol, dia sebaya sama kamu! Dia juga umurnya 15 tahun,” Jelasnya. Hayato langsung keki berat. "Masa gw selevel sama makhluk pendek, kontet, cebol, kecil, kyk dia?" pikirnya.
“Tenang saja. Walau begitu, di rumah, sikapnya nggak lebih mirip anak TK yang cengeng, kok,” Kata Reiji. Sedetik kemudian, seorang gadis sudah ada di belakangnya, dengan ekspresi a la sadako, “Siapa yang anak TK?!”
GLEK!
Reiji diam tak berkutik Segera Seiji menoleh ke jendela dan Emi sudah tidak ada di tempatnya semula. Monster..maaf...gadis itu bergerak dengan kecepatan cahaya menggunakan energi kosmis. Maaf, agak melenceng ke cerita superhero & fiksi ilmiah. Gadis itu rupanya berada tepat di belakang Reiji dan langsung mencapitnya dengan jurus judo. “Waks?! Ampun!! Nggak, deeeeeehhhh~~~~~ Lo dewasa, kok. Sangking dewasanya, malah kelihatan tua kayak nenek-nenek peot yang udh kaga laku,” Capitan semakin kencang, “Akkkhhhh………. Jangan bunuh gue!!!”
“Kaya’nya, nggak lucu, deh, kalau ada kasus pembunuhan di kantor FBI dengan pelaku seorang cewek mencapit sepupunya sendiri yang terkenal sangat urakan,” Kata Seiji seraya menatap aneh mereka berdua.
“Cerewet! Tolongin gue, kek!” Jerit Reiji ketus. Seiji yang diminta tolong, malah nggak menanggapi dan santai membaca kolom kartun & humor di koran hari ini sambil ketawa ngakak.
Ruangan jadi ramai tak terkendali. Sebenarnya hanya suasana yang biasa karena diisi oleh agen yang masih muda seperti mereka. Namun siapa yang menyangka, hal yang biasa itulah yang berharga. Karena mereka tak akan pernah tau, kapan bisa seperti ini lagi dan menikmati suasana sesantai (dan sesadis; khusus untuk reiji) ini lagi.
Yuri menyerahkan sebuah kertas berisi laporan ke Ryo, “Ada job lagi. Katanya, yang misi-nya sudah beres, harap diikut sertakan ke kasus ini,”
Ryo membaca laporan-nya sekilas, “Gabung dengan kepolisian di divisi obat-obatan terlarang, ya?”
Sontak, suasana jadi serius. Emi dan Reiji sudah tak bertengkar lagi. Hoshino dan Ryena diam dalam keheningan. Seiji dan Yo menunggu santapan yang akan segera mereka sergap. Hayato tak tau harus berekasi seperti apa. Tapi yang pasti, dia kagum, karena sesaat setelah pertengkaran kecil dan keadaan yang enjoy, berubah menjadi begitu serius. Khas militer gadungan yang siap menerima misi penipuan. Ryo melanjutkan kata-katanya, “Misi kali ini…” Mereka semua menunggu pernyataan Ryo, “Heroine,”
Yo, Reiji dan Emi tersenyum penuh arti. Seakan mendapatkan ‘makanan’ baru. Ya, mereka memang terkenal suka mencicipi narkoba, kadang-kadang narkoba yang disita dari penjahat habis semua mereka makan. “Kita akan segera merapatkan siapa yang akan terjun langsung ke dalam kolam renang tanpa air ini,” Dalam sekian detik, mereka sibuk mempersiapkan rapat. Mereka mengatakan hal yang dianggap perlu saja. Kecuali Reiji dan Yo kalau mulai berulah. Sesekali Seiji juga ikutan menyahut komentar nggak penting mereka pula. Tapi hal itu, tak pernah berlangsung lama. Soalnya kalo kelamaan pasti pantat mereka dibpukul sama bos mereka.
Wkwkwkwkwk..... jadi inget sama heroin terror versi pertama, kan juga masalah incip mengincip
Re: hyou's crazy story
kan mereka fansnya bondan winarno...
makanya demen nyicip2... tp gara2 emoh saingan sama bondan di bidang kuliner, mereka jadi pencicip narkotika...
makanya demen nyicip2... tp gara2 emoh saingan sama bondan di bidang kuliner, mereka jadi pencicip narkotika...
Re: hyou's crazy story
Sebenarnya, Eri udah niat ganti tema *pake 20 diamond*. Tapi diprotes sama sobatnya Eri. Katanya, lebih keren kalo heroin. Ya udah, Eri ganti lagi. Tapi, tetep aja awal ceritanya beda sama versi pertama. Cuma intinya sama .
Nih, laghiiii:
Pohon Sakura berbunga di sepanjang jalan Tokyo. Bagikan hiasan yang mempercantik kota modern tersebut. Di kantor kepolisian, 7 orang agen muda FBI, memasuki ruang rapat kepolisian yang masih lenggang. Mereka disuruh menunggu orang dari divisi obat-obatan terlarang yang sedang sibuk rapat di tempat yang berbeda. Ryo terus mengetuk jemarinya di meja. Di sebelahnya, Ryena membaca ulang data tentang kasus yang mereka tangani. Seiji yang di belakang Ryena, sesekali ikut mengintip isi data tersebut. Yo dan Reiji melakukan permainan nggak jelas bin kurang kerjaan. Hayato bersandar di jendela dengan pikiran entah ke mana. Emi sendiri, duduk di meja rapat dengan kaki yang terus dia ayunkan. Awalnya, dia biasa-biasa saja dan meyakini, hanya sekedar kebosanan sesaat, mengingat bahwa Emi adalah gadis yang nggak sabaran. Tapi, karena menunggu terlalu lama, akhirnya, dia manyun juga.
Setiap 10 detik, dia akan menatap jam dinding di dekat proyektor. “Sudah 2 jam kita menunggu. Pihak kepolisian niat nggak sih kerja sama dengan kita?!” Runtuk Emi dengan nada ketus.
Sebenarnya ada lanjutannya. Tapi masih dlm berbentuk ide dan belum diketik
Nih, laghiiii:
Pohon Sakura berbunga di sepanjang jalan Tokyo. Bagikan hiasan yang mempercantik kota modern tersebut. Di kantor kepolisian, 7 orang agen muda FBI, memasuki ruang rapat kepolisian yang masih lenggang. Mereka disuruh menunggu orang dari divisi obat-obatan terlarang yang sedang sibuk rapat di tempat yang berbeda. Ryo terus mengetuk jemarinya di meja. Di sebelahnya, Ryena membaca ulang data tentang kasus yang mereka tangani. Seiji yang di belakang Ryena, sesekali ikut mengintip isi data tersebut. Yo dan Reiji melakukan permainan nggak jelas bin kurang kerjaan. Hayato bersandar di jendela dengan pikiran entah ke mana. Emi sendiri, duduk di meja rapat dengan kaki yang terus dia ayunkan. Awalnya, dia biasa-biasa saja dan meyakini, hanya sekedar kebosanan sesaat, mengingat bahwa Emi adalah gadis yang nggak sabaran. Tapi, karena menunggu terlalu lama, akhirnya, dia manyun juga.
Setiap 10 detik, dia akan menatap jam dinding di dekat proyektor. “Sudah 2 jam kita menunggu. Pihak kepolisian niat nggak sih kerja sama dengan kita?!” Runtuk Emi dengan nada ketus.
* * *
Sebenarnya ada lanjutannya. Tapi masih dlm berbentuk ide dan belum diketik
Re: hyou's crazy story
Pohon Sakura berbunga di sepanjang jalan Tokyo. Bagikan hiasan yang mempercantik kota modern tersebut sekaligus menyusahkan tukang sapu jalan karena daun-daunnya yang berguguran. Di kantor kepolisian, 7 orang agen muda FBI yang berpenampilan kurang meyakinkan, memasuki ruang rapat kepolisian yang masih lenggang. Mereka disuruh menunggu orang dari divisi obat-obatan terlarang yang sedang sibuk rapat di tempat yang berbeda. Ryo terus mengetuk jemarinya di meja sampe jarinya pegel2 & akhirnya kesakitan gara2 kejepit perangkap tikus. Di sebelahnya, Ryena membaca ulang data tentang kasus yang mereka tangani. Seiji yang di belakang Ryena, sesekali ikut mengintip isi data tersebut dengan muka mesum, ga tau apa yg sebenernya dia liatin. Yo dan Reiji melakukan permainan nggak jelas bin kurang kerjaan. Hayato bersandar di jendela dengan pikiran entah ke mana, yang pasti pikirannya kaga ke tunggakan tagihan listrik & air yg belum dia bayar. Emi sendiri, duduk di meja rapat dengan kaki yang terus dia ayunkan. Awalnya, dia biasa-biasa saja dan meyakini, hanya sekedar kebosanan sesaat, mengingat bahwa Emi adalah gadis yang nggak sabaran. Tapi, karena menunggu terlalu lama, akhirnya, dia manyun juga.
Setiap 10 detik, dia akan menatap jam dinding di dekat proyektor. “Sudah 2 hari kita menunggu sampe tambah kurus gara2 ga makan & penuh sarang laba2. Pihak kepolisian niat nggak sih kerja sama dengan kita?!” Runtuk Emi dengan nada ketus.
Setiap 10 detik, dia akan menatap jam dinding di dekat proyektor. “Sudah 2 hari kita menunggu sampe tambah kurus gara2 ga makan & penuh sarang laba2. Pihak kepolisian niat nggak sih kerja sama dengan kita?!” Runtuk Emi dengan nada ketus.
Re: hyou's crazy story
Tetep aja bikin kaget. Yang bikin geli tuch, yang Hayato. "Yang pasti kagat mikirin tagihan" ini itu
Re: hyou's crazy story
cerita aslinya mereka semua org jenius ya?
soalnya pas mlesetin gw kebayangnya mereka semua org goblok...
soalnya pas mlesetin gw kebayangnya mereka semua org goblok...
Halaman 6 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Halaman 6 dari 7
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik