hyou's crazy story
+9
zeros
bylalicious_tralalala
namine
M_Lin
kuzizou
alin.
Hay2Hawaii
Hortenshia Eri
hyourinmaru
13 posters
Halaman 3 dari 7
Halaman 3 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Re: hyou's crazy story
emang mau diterbitin ya?
in cerita asli yg barusan lu suruh gw plesetin:
“EMI, BANGUUUUUNNNN!!!!”
Reiji berteriak tepat di dekat telinga gadis bernama Emi. Spontan, mata Emi terbuka. Peluh membanjiri tubuhnya yang mungil. Pemandangan pertama yang dilihatnya, 2 cowok cakep ada di sebelah ranjangnya seraya menatapnya.
“Oh, sudah bangun,”
“Emang nggak ada cara laen apa bangunin dia?!”
“Habisnya, dari tadi nggak bangun-bangun,”
2 cowok tersebut, bernama Miwazawa Reiji & Seiji, sodara kembar yang tinggal satu flat dengan Emi.
Emi duduk dengan nafas terengah-engah. “Daijobu?” Tanya Seiji yang melihat keadaan Emi yang agak laen dari biasanya. Kalo biasanya tiap pagi dibangunin langsung ditimpuk jam weker, kini, dia Cuma diam dan seperti baru saja lari dari sesuatu.
“Nightmare?” Kini, giliran Reiji yang bertanya. Emi menoleh ke arah dua sepupunya. Gadis itu menggeleng, “Nggak ada apa-apa,” Ujarnya, berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Reiji menoleh kea rah Seiji yang ternyata juga memandangnya. Seiji memberi isyarat, “Entahlah,” Pada cowok itu. Kemudian, dia berdiri, “Ya sudah, aku ke dapur duluan. Hari ini, giliranmu yang menyiapkan sarapan ‘kan, Emi?”
Emi menepuk jidatnya, “Gawat?! Gue telat bangun, yah?” Segera dia melihat jam wekernya.
“Nggak begitu telat, kok,” Kata Seiji sambil berlalu.
Beberapa saat kemudian, Reiji berbisik, “Lo beneran nggak mimpi buruk?”
Emi menggeleng, “Nggak, kok,” Jawabnya singkat.
“Oh, kirain lo mimpi buruk, soalnya lo keliatan panik bangun begitu bangun tadi,”
Emi tertawa kecil, “Lo pengen gue mimpi buruk, ya?! Biar cepet bangun??” Ditimpuknya Reiji dengan bantal gede yang ada di dekatnya. Reiji nyengir, “Soalnya tadi, gue bangunin lo teriak pas di telinga, sih. Siapa tau lo tadinya langsung mimpi buruk terus bangun,”
“Apa?! Teriak!” Ekspresi Emi yang tadinya bercanda, langsung berubah drastis, “Jangan-jangan orang yang teriak manggil-manggil gue di mimpi itu lo, yah?!”
“Wah, teriakan gue sampe ke mimpi lo? Keren, dong. Tiap pagi sekarang, kalo lo telat bangun, gue teriakin kaya’ tadi, gimana?”
“LO MAU GUE BUDEG!!??”
Sikap Emi kembali seperti semula. Dia jadi nyeremin setengan mati. Jam weker yang ada di tangannya, siap dia sambit ke Reiji. Tapi, cowok itu, udah keburu ngacir duluan ke luar kamar. Sayang banget, sih, jam weker baru dibeli 3 hari yang lalu, jadi rusak. Reiji kadang serem sendiri kalo Emi mulai pake acara nyambit begitu, “Apa duitnya nggak jebol, ya? Tiap hari jam wekernya beli gara-gara sering rusak,” Tanya cowok itu dalam hati. Habisnya, Emi hampir tiap hari beli jam weker, tapi besoknya udah rusak buat nyambit Reiji en Seiji yang bangunin dia tiap pagi.
ini plesetannya:
“EMI, BANGUUUUUNNNN!!!!”
Reiji berteriak tepat di dekat telinga gadis bernama Emi. Spontan, mata Emi terbuka. Peluh membanjiri tubuhnya yang mungil. Pemandangan pertama yang dilihatnya, 2 cowok cakep kalo diliat dari puncak everest pake sedotan aqua gelas ada di sebelah ranjangnya seraya menatapnya.
“Oh, sudah bangun,”
“Emang nggak ada cara laen apa bangunin dia?!”
“Habisnya, dari tadi nggak bangun-bangun,”
2 cowok tersebut, bernama Miwazawa Reiji & Seiji, sodara kembar yang tinggal satu flat dengan Emi.
Emi duduk dengan nafas terengah-engah. “Daijobu?” Tanya Seiji yang melihat keadaan Emi yang agak laen dari biasanya yg udh laen dari yg laen. Kalo biasanya tiap pagi dibangunin langsung ditimpuk jam weker, kini, dia Cuma diam dan seperti baru saja lari dari sesuatu yg menjijikkan seperti manusia tai dari planet kloset di film bioskop box office yg baru dia tonton bajakannya yg udh keluar sebelom premiere filmnya kemarin.
“Nightmare?” Kini, giliran Reiji yang bertanya. Emi menoleh ke arah dua sepupunya. Gadis itu menggeleng, “Nggak ada apa-apa,” Ujarnya, berusaha untuk terlihat baik-baik saja sambil menahan rasa jijiknya. Reiji menoleh ke arah Seiji yang ternyata juga memandangnya. Seiji memberi isyarat, “Entahlah,” Pada cowok itu. Kemudian, dia berdiri, “Ya sudah, aku ke dapur duluan. Hari ini, giliranmu yang menyiapkan sarapan ‘kan, Emi?”
Emi menepuk jidatnya, “Gawat?! Gue telat bangun, yah? gara2 tuh film bajakan sih,” Segera dia melihat jam wekernya.
“Nggak begitu telat, kok. baru juga 5 jam dari jam seharusnya lu bangun,” Kata Seiji sambil berlalu.
Beberapa saat kemudian, Reiji berbisik, “Lo beneran nggak mimpi buruk?”
Emi menggeleng, “Nggak, kok,” Jawabnya singkat. "cuma agak menjijikkan," pikirnya.
“Oh, kirain lo mimpi buruk, soalnya lo keliatan panik kyk dikejar monster tai dari planet kloset bangun begitu bangun tadi,”
Emi tertawa kecil sambl menahan rasa jijik yg tambah parah gara2 kata 'monster tai dari planet kloset', “Lo pengen gue mimpi buruk, ya?! Biar cepet bangun??” Ditimpuknya Reiji dengan bantal segede tai gajah yang ada di dekatnya. Reiji nyengir, “Soalnya tadi, gue bangunin lo teriak pas di telinga, sih. talinga lu banyak kotorannya lagi. Siapa tau lo tadinya langsung mimpi buruk terus bangun,”
“Apa?! Teriak!” Ekspresi Emi yang tadinya bercanda, langsung berubah drastis, “Jangan-jangan orang yang teriak manggil-manggil gue di mimpi itu lo, yah?! Jangan sebut2 soal kotoran telinga gw juga!!”
“Wah, teriakan gue sampe ke mimpi lo? Keren, dong. Tiap pagi sekarang, kalo lo telat bangun, gue teriakin kaya’ tadi, gimana? Trus emang kenapa kalo gw sebut kotoran telinga, dasar manusia jorok dgn telinga yg ga dibersihin selama 2 tahun,”
“LO MAU GUE BUDEG!!??”
"bukannya lu udh budeg gara2 kotoran yg numpuk di kuping lu selama 2 tahun itu?" kt reiji sambil lari keluar kamar.
Sikap Emi kembali seperti semula. Dia jadi nyeremin setengan mati. Jam weker yang ada di tangannya, siap dia sambit ke Reiji. Tapi, cowok itu, udah keburu ngacir duluan ke luar kamar. Sayang banget, sih, jam weker baru dibeli 3 hari yang lalu, jadi rusak. Reiji kadang serem sendiri kalo Emi mulai pake acara nyambit begitu, “Apa duitnya nggak jebol, ya? Tiap hari jam wekernya beli gara-gara sering rusak. Lagian kan mending duitnya dipake beli cotton buds buat bersihin kuping daripada ganti weker tiap hari,” Tanya cowok itu dalam hati. Habisnya, Emi hampir tiap hari beli jam weker, tapi besoknya udah rusak buat nyambit Reiji en Seiji yang bangunin dia tiap pagi.
in cerita asli yg barusan lu suruh gw plesetin:
“EMI, BANGUUUUUNNNN!!!!”
Reiji berteriak tepat di dekat telinga gadis bernama Emi. Spontan, mata Emi terbuka. Peluh membanjiri tubuhnya yang mungil. Pemandangan pertama yang dilihatnya, 2 cowok cakep ada di sebelah ranjangnya seraya menatapnya.
“Oh, sudah bangun,”
“Emang nggak ada cara laen apa bangunin dia?!”
“Habisnya, dari tadi nggak bangun-bangun,”
2 cowok tersebut, bernama Miwazawa Reiji & Seiji, sodara kembar yang tinggal satu flat dengan Emi.
Emi duduk dengan nafas terengah-engah. “Daijobu?” Tanya Seiji yang melihat keadaan Emi yang agak laen dari biasanya. Kalo biasanya tiap pagi dibangunin langsung ditimpuk jam weker, kini, dia Cuma diam dan seperti baru saja lari dari sesuatu.
“Nightmare?” Kini, giliran Reiji yang bertanya. Emi menoleh ke arah dua sepupunya. Gadis itu menggeleng, “Nggak ada apa-apa,” Ujarnya, berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Reiji menoleh kea rah Seiji yang ternyata juga memandangnya. Seiji memberi isyarat, “Entahlah,” Pada cowok itu. Kemudian, dia berdiri, “Ya sudah, aku ke dapur duluan. Hari ini, giliranmu yang menyiapkan sarapan ‘kan, Emi?”
Emi menepuk jidatnya, “Gawat?! Gue telat bangun, yah?” Segera dia melihat jam wekernya.
“Nggak begitu telat, kok,” Kata Seiji sambil berlalu.
Beberapa saat kemudian, Reiji berbisik, “Lo beneran nggak mimpi buruk?”
Emi menggeleng, “Nggak, kok,” Jawabnya singkat.
“Oh, kirain lo mimpi buruk, soalnya lo keliatan panik bangun begitu bangun tadi,”
Emi tertawa kecil, “Lo pengen gue mimpi buruk, ya?! Biar cepet bangun??” Ditimpuknya Reiji dengan bantal gede yang ada di dekatnya. Reiji nyengir, “Soalnya tadi, gue bangunin lo teriak pas di telinga, sih. Siapa tau lo tadinya langsung mimpi buruk terus bangun,”
“Apa?! Teriak!” Ekspresi Emi yang tadinya bercanda, langsung berubah drastis, “Jangan-jangan orang yang teriak manggil-manggil gue di mimpi itu lo, yah?!”
“Wah, teriakan gue sampe ke mimpi lo? Keren, dong. Tiap pagi sekarang, kalo lo telat bangun, gue teriakin kaya’ tadi, gimana?”
“LO MAU GUE BUDEG!!??”
Sikap Emi kembali seperti semula. Dia jadi nyeremin setengan mati. Jam weker yang ada di tangannya, siap dia sambit ke Reiji. Tapi, cowok itu, udah keburu ngacir duluan ke luar kamar. Sayang banget, sih, jam weker baru dibeli 3 hari yang lalu, jadi rusak. Reiji kadang serem sendiri kalo Emi mulai pake acara nyambit begitu, “Apa duitnya nggak jebol, ya? Tiap hari jam wekernya beli gara-gara sering rusak,” Tanya cowok itu dalam hati. Habisnya, Emi hampir tiap hari beli jam weker, tapi besoknya udah rusak buat nyambit Reiji en Seiji yang bangunin dia tiap pagi.
ini plesetannya:
“EMI, BANGUUUUUNNNN!!!!”
Reiji berteriak tepat di dekat telinga gadis bernama Emi. Spontan, mata Emi terbuka. Peluh membanjiri tubuhnya yang mungil. Pemandangan pertama yang dilihatnya, 2 cowok cakep kalo diliat dari puncak everest pake sedotan aqua gelas ada di sebelah ranjangnya seraya menatapnya.
“Oh, sudah bangun,”
“Emang nggak ada cara laen apa bangunin dia?!”
“Habisnya, dari tadi nggak bangun-bangun,”
2 cowok tersebut, bernama Miwazawa Reiji & Seiji, sodara kembar yang tinggal satu flat dengan Emi.
Emi duduk dengan nafas terengah-engah. “Daijobu?” Tanya Seiji yang melihat keadaan Emi yang agak laen dari biasanya yg udh laen dari yg laen. Kalo biasanya tiap pagi dibangunin langsung ditimpuk jam weker, kini, dia Cuma diam dan seperti baru saja lari dari sesuatu yg menjijikkan seperti manusia tai dari planet kloset di film bioskop box office yg baru dia tonton bajakannya yg udh keluar sebelom premiere filmnya kemarin.
“Nightmare?” Kini, giliran Reiji yang bertanya. Emi menoleh ke arah dua sepupunya. Gadis itu menggeleng, “Nggak ada apa-apa,” Ujarnya, berusaha untuk terlihat baik-baik saja sambil menahan rasa jijiknya. Reiji menoleh ke arah Seiji yang ternyata juga memandangnya. Seiji memberi isyarat, “Entahlah,” Pada cowok itu. Kemudian, dia berdiri, “Ya sudah, aku ke dapur duluan. Hari ini, giliranmu yang menyiapkan sarapan ‘kan, Emi?”
Emi menepuk jidatnya, “Gawat?! Gue telat bangun, yah? gara2 tuh film bajakan sih,” Segera dia melihat jam wekernya.
“Nggak begitu telat, kok. baru juga 5 jam dari jam seharusnya lu bangun,” Kata Seiji sambil berlalu.
Beberapa saat kemudian, Reiji berbisik, “Lo beneran nggak mimpi buruk?”
Emi menggeleng, “Nggak, kok,” Jawabnya singkat. "cuma agak menjijikkan," pikirnya.
“Oh, kirain lo mimpi buruk, soalnya lo keliatan panik kyk dikejar monster tai dari planet kloset bangun begitu bangun tadi,”
Emi tertawa kecil sambl menahan rasa jijik yg tambah parah gara2 kata 'monster tai dari planet kloset', “Lo pengen gue mimpi buruk, ya?! Biar cepet bangun??” Ditimpuknya Reiji dengan bantal segede tai gajah yang ada di dekatnya. Reiji nyengir, “Soalnya tadi, gue bangunin lo teriak pas di telinga, sih. talinga lu banyak kotorannya lagi. Siapa tau lo tadinya langsung mimpi buruk terus bangun,”
“Apa?! Teriak!” Ekspresi Emi yang tadinya bercanda, langsung berubah drastis, “Jangan-jangan orang yang teriak manggil-manggil gue di mimpi itu lo, yah?! Jangan sebut2 soal kotoran telinga gw juga!!”
“Wah, teriakan gue sampe ke mimpi lo? Keren, dong. Tiap pagi sekarang, kalo lo telat bangun, gue teriakin kaya’ tadi, gimana? Trus emang kenapa kalo gw sebut kotoran telinga, dasar manusia jorok dgn telinga yg ga dibersihin selama 2 tahun,”
“LO MAU GUE BUDEG!!??”
"bukannya lu udh budeg gara2 kotoran yg numpuk di kuping lu selama 2 tahun itu?" kt reiji sambil lari keluar kamar.
Sikap Emi kembali seperti semula. Dia jadi nyeremin setengan mati. Jam weker yang ada di tangannya, siap dia sambit ke Reiji. Tapi, cowok itu, udah keburu ngacir duluan ke luar kamar. Sayang banget, sih, jam weker baru dibeli 3 hari yang lalu, jadi rusak. Reiji kadang serem sendiri kalo Emi mulai pake acara nyambit begitu, “Apa duitnya nggak jebol, ya? Tiap hari jam wekernya beli gara-gara sering rusak. Lagian kan mending duitnya dipake beli cotton buds buat bersihin kuping daripada ganti weker tiap hari,” Tanya cowok itu dalam hati. Habisnya, Emi hampir tiap hari beli jam weker, tapi besoknya udah rusak buat nyambit Reiji en Seiji yang bangunin dia tiap pagi.
Re: hyou's crazy story
bagusan yg pertama apa yg kedua waii?
kt gw sih yg kedua ga begitu bagus...
boleh juga tuh plesetin cerita lu...
kt gw sih yg kedua ga begitu bagus...
boleh juga tuh plesetin cerita lu...
Re: hyou's crazy story
Btw, kaya'nya mimpinya nggak gitu, dech. Habisnya, mimpinya juga gw pajang. Kalo gw gabungin sama yg plesetan, rada nggak nyambung.
Re: hyou's crazy story
Iyeh, bgusan yg pertama!
eri ga marah tuh?
Boleh, gih lu plesetin!
yg princess apalah itu aja
eri ga marah tuh?
Boleh, gih lu plesetin!
yg princess apalah itu aja
Re: hyou's crazy story
@eri: kalo gitu ganti aja bagian itu dgn yg lebih cocok...
@hawe: dia yg minta gw plesetin kok...
@hawe: dia yg minta gw plesetin kok...
Re: hyou's crazy story
Iya. Kan Eri yg ngajak kalborasi. Hyou bagian plesetan . Eh, ini mimpinya. Nggak usah lo plesetin, soalnya sengaja gw bikin serius. Gw posting biar nanti plesetan dia bangun tidurnya, bisa nyambung
* * *
Suasana di sekitar begitu tenang. Gelap dan dingin. Bagikan black hole membiaskan segala cahaya lewat, tempat ini, nyaris tak memperlihatkan cahaya apapun. Seorang gadis berusia sekitar 15 tahun, menutup matanya. Dia seperti tuan puteri yang tertidur. Tubuhnya melayang, tak ada gravitasi di tempat ini. Rambutnya yang panjang selutut, dibiarkan terurai. Dia mengenakan baju terusan berwarna putih. Tangannya condong ke depan dan di antara dua telapak tangannya, ada pecahan diamond yang sebenarnya, sangat langka ditemukan. Diamond itu, memiliki 20 gradiasi warna yang indah seperti aurora. Air mata gadis itu perlahan menetes. Namun, tak terdengar suara isak tangisnya.
“Emi…” Terdengar suara yang memanggilnya. Gadis itu membuka matanya, namuan tatapannya tetap kosong. “Siapa?” Tanya-nya pelaaan sekali. Suara itu terus memanggil.
Namun, dia tak melihat apapun. Antara menutup dan membuka mata, tak ada bedanya, tetap saja gelap. Gadis itu beransumsi, kini dia telah membuka matanya, karena cahaya diamond itu terlihat. Sata menyadari diamond itu dalam genggaman, dia terbelalak kaget.
“Sparkling diamond?!” Dia ingin pergi dari situ. Namun, tubuhnya tak bisa bergerak sedikitpun. Dia tak ingin menyentuh diamond itu. Baginya, diamond itu bencana.
Beberapa detik kemudian, di depan matanya, satu persatu, kawan-kawannya muncul, lalu menghilang. Mereka berbicara dengan gaya khas mereka sendiri-sendiri.
“Emi, jangan diganggu!”
“Ini papermint tea, supaya nggak ngantuk,”
“Emi-san, dipanggil sama Ryo-san, tuh,”
“Aku traktir ke Varessa Café, ya?”
“Jangan takut…”
Mendadak, Gadis itu terbelalak kaget. Suara yang terakhir itu, suara teduh yang lama tak di dengarnya, “Kotaro…sama?!” Dalam pengelihatannya, seorang cowok tersenyum tipis seraya mengulurkan tangannya. Dia berusaha membalas uluran tangan itu.
Namun, sebelum tangannya berhasil meraih, perlahan, bayangan cowok bernama Kotaro itu, menghilang sedikit demi sedikit.
Dia tercekat, “Kotaro-sama! Jangan pergi! Kotaro-samaaa!!!”
Di belakangnya, suara yang memanggilnya, semakin jelas terdengar, “Emiiiii!!!!!”
* * *
Suasana di sekitar begitu tenang. Gelap dan dingin. Bagikan black hole membiaskan segala cahaya lewat, tempat ini, nyaris tak memperlihatkan cahaya apapun. Seorang gadis berusia sekitar 15 tahun, menutup matanya. Dia seperti tuan puteri yang tertidur. Tubuhnya melayang, tak ada gravitasi di tempat ini. Rambutnya yang panjang selutut, dibiarkan terurai. Dia mengenakan baju terusan berwarna putih. Tangannya condong ke depan dan di antara dua telapak tangannya, ada pecahan diamond yang sebenarnya, sangat langka ditemukan. Diamond itu, memiliki 20 gradiasi warna yang indah seperti aurora. Air mata gadis itu perlahan menetes. Namun, tak terdengar suara isak tangisnya.
“Emi…” Terdengar suara yang memanggilnya. Gadis itu membuka matanya, namuan tatapannya tetap kosong. “Siapa?” Tanya-nya pelaaan sekali. Suara itu terus memanggil.
Namun, dia tak melihat apapun. Antara menutup dan membuka mata, tak ada bedanya, tetap saja gelap. Gadis itu beransumsi, kini dia telah membuka matanya, karena cahaya diamond itu terlihat. Sata menyadari diamond itu dalam genggaman, dia terbelalak kaget.
“Sparkling diamond?!” Dia ingin pergi dari situ. Namun, tubuhnya tak bisa bergerak sedikitpun. Dia tak ingin menyentuh diamond itu. Baginya, diamond itu bencana.
Beberapa detik kemudian, di depan matanya, satu persatu, kawan-kawannya muncul, lalu menghilang. Mereka berbicara dengan gaya khas mereka sendiri-sendiri.
“Emi, jangan diganggu!”
“Ini papermint tea, supaya nggak ngantuk,”
“Emi-san, dipanggil sama Ryo-san, tuh,”
“Aku traktir ke Varessa Café, ya?”
“Jangan takut…”
Mendadak, Gadis itu terbelalak kaget. Suara yang terakhir itu, suara teduh yang lama tak di dengarnya, “Kotaro…sama?!” Dalam pengelihatannya, seorang cowok tersenyum tipis seraya mengulurkan tangannya. Dia berusaha membalas uluran tangan itu.
Namun, sebelum tangannya berhasil meraih, perlahan, bayangan cowok bernama Kotaro itu, menghilang sedikit demi sedikit.
Dia tercekat, “Kotaro-sama! Jangan pergi! Kotaro-samaaa!!!”
Di belakangnya, suara yang memanggilnya, semakin jelas terdengar, “Emiiiii!!!!!”
Re: hyou's crazy story
udh gw kirim versi plesetannya yg baru... sama kyk sebelomnya, tp ga pake bagian mimpi menjijikkan...
Re: hyou's crazy story
Heeehhh..... Emi liat film bajakannya masih ada??!! Weleh, anggota FBI neyremin. 5 jam, yah?? Emang bangunnya jam berapa, yah? :thinking: wkwkwkw... lutchu banget, dech. Thanx dech Hyou. Laen kali, gw minta tolong lo laghi dech . Tapi jangan, tai mulu, yah? Kan bosen juga kalo plesetannya itu-itu aja?
Re: hyou's crazy story
film bajakannya masih ada... tp jadinya dia kesiangan gara2 nonton film bajakan sampe lewat tengah malem, bukan gara2 filmnya kebawa mimpi...
Re: hyou's crazy story
lupa ngomong soal plesetannya...
kalo plesetan sih bisa dari apa aja asal enak diplesetin & ga terlalu ngerusak kalo dipake...
kyk yg anggota fbi itu, kan ga banyak soal tai2annya (banyakan plesetan laen) tp ceritanya tetep sama, cuma jalurnya yg diganti & ga rusak...
kalo plesetan sih bisa dari apa aja asal enak diplesetin & ga terlalu ngerusak kalo dipake...
kyk yg anggota fbi itu, kan ga banyak soal tai2annya (banyakan plesetan laen) tp ceritanya tetep sama, cuma jalurnya yg diganti & ga rusak...
Re: hyou's crazy story
Ok, gw ngerti, kok. Tapi laen kali, plesetannya yg baru lagi, yah? Biar novel-nya nggak full soal toilet doank
Re: hyou's crazy story
ok...
gw coba pake yg laen2nya kalo emang ada yg lebih pas daripada soal wc...
emang mo dikirim ke penerbit mana?
gw coba pake yg laen2nya kalo emang ada yg lebih pas daripada soal wc...
emang mo dikirim ke penerbit mana?
Re: hyou's crazy story
Gw belom tau. Nggak tau tuch guru gw. Masih belom ngasih tau *bikin penaran aje*. Tapi katanya, sih, sebelum masuk penerbit, novelnya dititipin dulu ke kritikus begitu dech. Jadi novelnya dicomment dulu. Katany, bair cocok apa nggak sama penerbitnya. *gw harap itu novel bisa lolos*
Re: hyou's crazy story
emang kritikus bisa ditemuin di mana? gw sih blom pernah denger ada kritikus buat novel yg mau diterbitin...
Re: hyou's crazy story
Wah soal itu gw juga nggak tau. Mungkin dy guru kali? Ya, bisa dibilang ngasih comment bgitu. Tapi gw sendiri juga belom begitu jelas info-nya. Apalagi, gw udah lama nggak ketemu guru gw yg rekomendasiin ntuh orang yg katanya niat mau nyodorin novel gw ke peerbit
Re: hyou's crazy story
setau gw sih biasanya org langsung nyodorin ke penerbit tunggu hasil diterima atau ditolak, ga lewat kritikus... gw juga kalo tau penerbit sih 'mungkin' mau nyoba bikin cerita yg isinya cerita gado2 gabungan dari dongeng2 terkenal yg diplesetin... kali aja bisa masuk...
Re: hyou's crazy story
MUngkin bukan kritikus, tapi guru?? nggak tau juga, sih dan gw nggak peduli. Sebenarnya, yah... lo tau sendiri kan kalo gw lo-la bgt, jadi sebenarnya gw nggak begitu jelas apa yg guru gw maksudnya.
Menurut pendengaran gw, ada perkataan katanya ya seperti tadi, dipertimbangkan msk penerbit apa kagak. Terus, gw juga denger, katanya dicariin penerbit yg cocok. Mana yg bener, gw juga kagak tau. Mungkin juga keduanya. Coz, gw bener2 ampe sekarang lemot bgt soal masalah ini. Bagi gw, tinggal store, msk penerbit, beres
Menurut pendengaran gw, ada perkataan katanya ya seperti tadi, dipertimbangkan msk penerbit apa kagak. Terus, gw juga denger, katanya dicariin penerbit yg cocok. Mana yg bener, gw juga kagak tau. Mungkin juga keduanya. Coz, gw bener2 ampe sekarang lemot bgt soal masalah ini. Bagi gw, tinggal store, msk penerbit, beres
Re: hyou's crazy story
kalo udh nyetor sih ga segampang itu... soalnya be,lom tentu penerbitnya mau nerbitin... tp beberapa buku yg best seller sih sempet berkali2 ditolak sebelom terbit sih...
temen gw pernah ada yg nyoba ngarang novel juga wkt gw kelas 3 smp, tp kyknya dia udh nyerah dah...
temen gw pernah ada yg nyoba ngarang novel juga wkt gw kelas 3 smp, tp kyknya dia udh nyerah dah...
Re: hyou's crazy story
Maka dari itu, gw nitip aja sama ntuh yg gw bilang kritikus tadi. Sapa tau dia bisa nyariin penerbit yg cocok sesuai sama yg guru gw bilang
Re: hyou's crazy story
mudah2an cepet dapet yg cocok dah...
kalo diterima jangan lupa traktirannya...
kalo diterima jangan lupa traktirannya...
Re: hyou's crazy story
Lo di mane gw di mane?
Iya, dech, do'ain. Apalagi kalo keterima karena plesetan lo. Kan gw nggak bikin sendiri. Atas bantuan plesetan lo jugha
Iya, dech, do'ain. Apalagi kalo keterima karena plesetan lo. Kan gw nggak bikin sendiri. Atas bantuan plesetan lo jugha
Halaman 3 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Halaman 3 dari 7
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik